Kamis 25 Mar 2021 16:41 WIB

Gubernur Riau: Syarwan Hamid Berjasa untuk Riau

Syarwan banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan Riau, juga Indonesia.

Mantan menteri dalam negeri (mendagri) Letjen (Purn) Syarwan Hamid.
Foto: @Puspen_TNI
Mantan menteri dalam negeri (mendagri) Letjen (Purn) Syarwan Hamid.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar mengatakan masyarakat Riau merasa sangat kehilangan dengan berpulangnya Letjen TNI Purn Syarwan Hamid. Selama hidupnya, Syarwan banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan Riau, juga Indonesia. 

"Riau kehilangan tokoh masyarakat yang berdedikasi tinggi sebagai mantan Wakil Ketua MPR RI dan Mendagri di masa awal awal reformasi, dan memperjuangkan pemekaran beberapa kabupaten di Riau. Beliau menjadi panutan bagi masyarakat Riau," kata Syamsuar di Pekanbaru, Kamis (25/3). Syarwan Hamid yang lahir di Dusun Pusaka Kabupaten Siak, Riau, dinilai besar jasanya untuk Indonesia, khususnya Riau. 

Baca Juga

Menurut Syamsuar, mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di era Presiden BJ Habibie itu memiliki jasa bagi Provinsi Riau, terutama saat pemekaran Riau dan Kepulauan Riau. "Beliau memiliki jasa dalam pemekaran daerah di Indonesia. Termasuk di Riau dan Kepuluan Riau, semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," katanya.

Syamsuar mendoakan keluarga almarhum yang ditinggalkan, diberikan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. "Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan iman dan kesabaran dalam menerima cobaan ini," katanya.

Letjen TNI Purn Syawan Hamid lahir di Dusun Pusaka, Siak, pada 10 November 1943. Syarwan tutup usia pada Kamis (25/3) sekitar pukul 03.30 WIB, pada usia 77 tahun. Almarhum selain dikenal sebagai sosok militer juga dikenal sebagai tokoh politik. Ia menjabat sebagai Mendagri dan Wakil Ketua MPR RI. Sebelumnya Syarwan juga pernah menjabat sebagai Kassospol ABRI.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement