REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Muladno Basar memprediksi pasokan ayam masih berlebih (over supply) pada tahun ini sebagaimana terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Muladno mengatakan, pasokan ayam pada 2021, berpotensi berlebih sebanyak 510 juta ekor.
Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), potensi produksi ayam dalam bentuk hidup maupun daging karkas sebanyak 3,4 miliar ekor. Sementara permintaan di masyarakat diperkirakan sebanyak 2,9 miliar ekor.
"Jadi pata tahun ini berpotensi kelebihan setengah miliar ekor lebih," kata Muladno dalam webinar pengendalian over supply perunggasan yang dipantau di Jakarta, Kamis (25/3).
Data GPPU pada 2020, realisasi produksi ayam sejak Desember 2019 hingga November 2020, yaitu sebanyak 2.919.516.243 ekor. Adapun permintaan di masyarakat hanya 2.469.567.938 ekor sehingga berlebih 449.948.305 ekor.
Muladno menerangkan, pada akhir 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah berupaya membuat keseimbangan antara pasokan dan permintaan dengan pengurangan day dld chicken (DOC) atau ayam berusia kurang dari 10 hari dan afkir dini yang bisa mengurangi hingga 130 juta ekor. Namun, jumlah tersebut masih belum cukup untuk mengimbangi kelebihan pasokan 449 juta ekor.
Menurut Muladno, masalah kelebihan pasokan unggas ini telah terjadi di Indonesia bahkan sejak tujuh tahun terakhir. Pasokan yang lebih besar dibandingkan permintaan yang ada menyebabkan harga ayam hidup di tingkat peternak menjadi turun meskipun harga daging ayam tetap stabil.