REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Komoditas karet dan kelapa sawit di Musi Banyuasin (Muba), berhasil diimplemantasikan menjadi komoditas ramah lingkungan dan berkelanjutan. Muba, kabupaten yang dipimpin Bupati Musi Banyuasin Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA juga sukses berdampak meningkatkan perekonomian petani rakyat. Produk unggulan itu inovasi terobosan realisasi pengolahan aspal berbahan baku karet dan pengolahan kelapa sawit menjadi biofuel atau bahan bakar nabati.
Untuk langkah lebih taktis, Pemkab Muba melaksanakan MoU dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumsel, dan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Sumsel, Kamis (25/3) di Hotel Santika Premiere Palembang.
"Kesepakatan bersama ini sebagai upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan, melibatkan para pihak dalam program perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan," ungkap Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA.
Kesepakatan bersama ini, tegas Dodi, juga bertujuan agar sistem usaha perkebunan kelapa sawit layak secara ekonomi, layak sosial budaya dan ramah lingkungan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku."Obyek kesepakatan bersama ini adalah perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan," ulasnya.
Ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi, antara lainpendampingan terhadap pekebun kelapa sawit rakyat dalam teknik budidaya secara good agriculture practice (GAP) dan pemasaran tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sesuai standar harga yang ditetapkan pemerintah, percepatan realisasi target program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada perkebunan rakyat, fasilitasi pemberian jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perkebunan kelapa sawit rakyat.
"Lalu fasilitasi pemberian perlindungan bagi pekerja perempuan di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perkebunan kelapa sawit rakyat, pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan perkebunan dan perkebunan rakyat untuk tidak memperkerjakan anak dibawah umur, dan percepatan penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) bagi pekebun kelapa sawit," ucapnya.
Dodi menambahkan, obyek kesepakatan bersama ini adalah penyelenggaraan pembinaan terhadap pekebun karet dalam rangka peningkatan mutu bahan olah karet (BOKAR) di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
"Ruang lingkup kesepakatan bersama ini, meliputi penyuluhan/sosialisasi terkait kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peningkatan mutu bokar kepada pekebun karet, pelatihan dan/atau pendampingan kepada pekebun karet dalam rangka peningkatan mutu bokar, penguatan kapasitas kelembagaan unit pengolahan dan pemasaran bokar (UPPB), dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam transaksi pemasaran bokar di UPPB," ujarnya.
Ketua GAPKI, Alex Sugiarto didampingi Ketua GAPKINDO, Alex Kurniawan Edy mengaku sangat senang bisa melaksanakan MoU dengan Pemkab Muba. Terlebih komoditas karet dan sawit di Muba menjadi salah satu komoditas terbesar di Sumsel.
"Bupati-nya sangat konsen terhadap kebutuhan petani sawit dan karet. Kami berharap komitmen seperti ini juga dapat diindahkan kepala daerah lainnya yang wilayahnya didominasi komoditas sawit dan karet," pungkasnya.
MoU ini ikut dihadiri Kepala Dinkominfo Muba Herryandi Sinulingga AP, Kadispopar Muba Muhammad Faris SSTP MM, Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba Akhmad Toyibir SSTP MM, Kabag Kerjasama Setda Muba Dicky Meiriando SSTP MH, dan Kabag Umum Setda Muba Seprizal SE MSi.