REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri memprediksi, pelaksanaan pemungutan suara (PSU) di dua kabupaten, yakni Nabire dan Yalimo rawan gangguan kamtibmas. Sedangkan PSU di Boven Digul diharapkan aman karena paslon yang dinyatakan tidak ikut pilkada, yakni Yusak Yeluwo menyatakan menerima putusan MK.
"Yusak Yeluwo sudah meminta pendukungnya tidak melakukan tindakan anarkis, kata Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Kamis (25/3).
Dia menegaskan, Polri dalam hal ini Polda Papua siap mengamankan pelaksanaan PSU di tiga kabupaten yang hingga kini belum dipastikan kapan pelaksanaannya. Tiga satuan setingkat kompi (SSK) sudah disiagakan di tiga kabupaten dan Polda Papua juga akan mengirim personel untuk membantu pengamanan saat PSU dilakukan.
Ketika ditanya kondisi kamtibmas di tiga kabupaten setelah keputusan MK, Kapolda Papua mengaku, relatif kondusif dan belum ada laporan yang menonjol. "Mudah-mudahan masyarakat tidak mudah terpengaruh isu-isu yang sengaja dilontarkan kelompok yang tidak bertanggung jawab hingga menyebabkan terjadinya gangguan kamtibmas," harap Irjen Pol Fakhiri.
Sesuai keputusan MK untuk Kabupaten Nabire adalah PSU dilakukan di 15 distrik dengan menggunakan data kependudukan dari Dirjen Dukcapil dan pilkada diikuti tiga paslon yakni pasangan calon bupati dan wakil bupati Yuvinia Mote-Muhammad Darwis, paslon Mesak Magai-Ismail Jamaludin dan paslon Pasangan FX Mote-Tabroni Cahya.
PSU di Yalimo dilaksanakan di 105 TPS diikuti Lakius Peyon-Nahum Mabel dan Erdi Daby-Jhon Wilil, sedangkan PSU di Kabupaten Boven Digul diikuti tiga paslon yakni Martinus Wagi-Isak Bangri, Lukas Ikwaron - Lexi Romel Wagiu dan Chaerul Anwar Natsir - Natalis B. Kaket.