REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) telah mempertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan merangkul Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Demokrat di masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Juru bicara Demokrat versi KLB, M Rakhmad menyampaikan Nazaruddin direkrut guna menyiapkan amunisi melawan Demokrat kubu Cikeas. Ia meyakini Nazaruddin punya kemampuan yang dapat diandalkan Demokrat KLB pasca bebas dari penjara belum lama ini.
"Yang bisa menghadapi Cikeas itu salah satunya adalah mas Nazaruddin, karena beliau dulu bendahara Partai Demokrat, kira-kira gitu," kata Rakhmat dalam konferensi pers Demokrat KLB di kawasan Hambalang, Bogor, pada Kamis (25/3).
Rakhmat mengakui Nazaruddin belum masuk dalam struktur resmi Demokrat KLB yang dilampirkan ke Kemenkumham. Ia belum bersedia menyebut posisi apa yang akan dijabat Nazaruddin.
Padahal posisi Bendahara Umum Demokrat KLB memang masih lowong berdasarkan bocoran para petinggi partai Demokrat KLB yang dilaporkan ke Kemenkumham.
"Posisinya mas Nazaruddin dimana, nanti secara resmi Sekjen Jhoni Allen akan mengumumkan kepada publik," ujar Rakhmat.
Rakhmat terus mengelak saat berkali-kali ditanya soal jabatan Nazaruddin di Demokrat KLB. "Nanti ya dalam waktu secepatnya disampaikan ke teman-teman," ucap Rakhmat.
Dari pantauan Republika.co.id, Nazzarudin hadir dalam konferensi pers yang diadakan Demokrat KLB di Hambalang. Padahal salah satu penggagas KLB, Max Sopacua sempat mengklaim bahwa Nazaruddin akan hadir dalam kegiatan itu.
Tercatat, kasus korupsi proyek Hambalang membuat beberapa politisi Demokrat berujung ke jeruji besi. Mereka yaitu mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum dan Nazaruddin. Nama terakhir kini berpihak pada Demokrat KLB usai bebas.