Kamis 25 Mar 2021 20:01 WIB

Protes Timnas Norwegia pada Tuan Rumah Piala Dunia 2022

Qatar diduga melakukan pelanggaran HAM terhadap para pekerja migran.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
 Seorang pria mengambil gambar Stadion Education City, tempat Piala Dunia FIFA 2022, di Doha, Qatar.
Foto: EPA-EFE/NOUSHAD THEKKAYIL
Seorang pria mengambil gambar Stadion Education City, tempat Piala Dunia FIFA 2022, di Doha, Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID, GIBRALTAR -- Timnas Norwegia menandai kiprah di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan melakukan aksi protes terhadap tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar. Para penggawa timnas Norwegia mengenakan kaus bertuliskan,''Penegakan Hak Asasi Manusia, di dalam dan di luar lapangan.'' selama melakukan pemanasan dan saat berbaris di awal laga kontra Gibraltar, Kamis (25/3) dini hari WIB.

Striker Borussia Dortmund, Erling Haaland, dan gelandang serang Real Madrid, yang tengah dipinjamkan ke Arsenal, Martin Odegaard, juga terlihat mengenakan kaus tersebut. Norwegia akhirnya berhasil menutup laga perdana penyisihan Grup G babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa tersebut dengan kemenangan, 3-0, atas Gibraltar.

Aksi para penggawa timnas Norwegia di laga yang digelar di Stadion Victoria, Gibraltar, itu merupakan bentuk tekanan terhadap Qatar terkait dugaan pelanggaran HAM terhadap para pekerja migran, terutama yang berasal dari Asia Tengah. Para pekerja migran tersebut diketahui terlibat dalam berbagai proyek pengerjaan infrastruktur dalam persiapan Qatar menggelar Piala Dunia 2022, termasuk pembangunan sejumlah stadion anyar.

Pada Februari lalu, media asal Inggris, The Guardian menurunkan laporan investigasi terkait dugaan pelanggaran HAM di sejumlah proyek persiapan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Bahkan, dalam laporannya tersebut, The Guardian menyebut setidaknya 6.500 pekerja migran meninggal dunia akibat kecelakaan kerja yang terkait persiapan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Angka kematian pekerja migran ini di Qatar itu meningkat secara signifikan sejak salah satu negara di Teluk Arab itu terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010 silam. Dugaan kuat soal adanya pelanggaran HAM itu berimbas pada meningkatnya kampanye untuk memboikot Piala Dunia 2022, termasuk permintaan dari salah satu kontestan Liga Norwegia, Tromso, terhadap Federasi Sepak Bola Norwegia untuk ikut memboikot Piala Dunia 2022.

Pelatih timnas Norwegia, Stale Solbakken, mengakui, aksi anak-anak asuhnya sebelum laga kontra Gibraltar merupakan upaya untuk memberikan tekanan kepada Qatar dan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait penanganan isu adanya dugaan pelanggaran HAM dalam persiapan Qatar menggelar Piala Dunia 2022.

''Ini soal memberikan tekanan yang langsung dan nyata kepada otoritas di Qatar. Selain itu, aksi ini juga memberikan tekanan kepada FIFA untuk menerapkan persyaratan yang lebih ketat dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia,'' ujar Solbakken seperti dilansir AFP.

Sementara kapten timnas Norwegia di laga tersebut, Martin Odegaard, menyebut, aksi protes ini merupakan salah satu cara dari para penggawa timnas Norwegia untuk menyuarakan isu pelanggaran HAM tersebut. ''Saya menilai, sudah banyak pemain-pemain di tim lain yang ingin menyuarakan dan peduli soal isu ini. Kami ingin memberikan kontribusi dan melakukan aksi nyata dengan cara yang baik,'' jelas Odegard.

Di sisi lain, FIFA menegaskan tidak akan menjatuhkan sanksi disiplin apapun terhadap timnas Norwegia terkait aksi di laga kontra Gibraltar tersebut. ''FIFA percaya pada kebebasan berpendapat dan kekuatan yang dimiliki sepak bola sebagai sarana untuk menyuarakan perubahan. Tidak akan ada investigasi atau pemeriksaan yang dilakukan FIFA terkait kemungkinan menjatuhkan sanksi disiplin terhadap timnas Norwegia,'' ujar juru bicara FIFA seperti dikutip Sky Sports.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement