Kamis 25 Mar 2021 21:58 WIB

Menkes Paparkan Perkembangan Teknologi Vaksin Covid-19

Dulu teknologi vaksin hanya satu, kini bahkan bisa dibuat dengan bantuan komputer.

Seorang pegawai Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II mengabadikan momen saat mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama di Kota Kupang, NTT, Kamis (25/3/2021). Kementerian PUPR melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama bagi 400 pegawainya yang tersebar di lima balai di Kota Kupang dalam rangka mensukseskan program vaksinasi. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wsj.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang pegawai Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II mengabadikan momen saat mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama di Kota Kupang, NTT, Kamis (25/3/2021). Kementerian PUPR melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama bagi 400 pegawainya yang tersebar di lima balai di Kota Kupang dalam rangka mensukseskan program vaksinasi. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan sejumlah perkembangan teknologi dalam pembuatan vaksin Covid-19 oleh berbagai produsen di dunia. Teknologi vaksin Covid-19 diyakini akan terus berkembang.

"Dulu vaksin itu teknologinya hanya satu, berasal dari virus yang dilemahkan atau dimatikan seperti yang dipakai Sinovac," katanya saat memberikan pemaparan dalam acara webinar "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia" yang digelar Wali Amanat UI kerja sama Kemenristek/Badan Riset dan Informasi Nasional (BRIN) yang dipantau di Jakarta, Kamis (25/3).

Baca Juga

Sinovac Biotech Ltd yang berada di China telah mengembangkan dan mengomersialkan enam vaksin yang digunakan manusia dan satu vaksin hewan dalam dua dekade terakhir. Di antaranya vaksin hepatitis A dan B, influenza H5N1 (flu burung), influenza H1N1 (flu babi), vaksin gondok, dan vaksin rabies anjing.

Budi mengatakan, teknologi pembuatan vaksin juga mengalami perubahan dengan cara mengambil salah satu komponen protein virus seperti yang dilakukan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. "Teknologi berkembang lagi, bisa juga dimasukan ke virus lain bisa dari orang atau simpanse, istilahnya Vector B Vaksin, itu yang sekarang dipakai AstraZeneca," katanya.

Vaksin AstraZeneca menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus) yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2. Setelah vaksinasi, diproduksilah protein permukaan spike yang akan mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

Budi mengatakan perkembangan teknologi pembuatan vaksin Covid-19 yang lebih canggih saat ini dikembangkan oleh produsen Pfizer dan BioNTech serta Moderna. "Kemudian lebih canggih lagi bisa dibikin 100 persen pakai komputer itu yang dilakukan Pfizer dan BioNTech serta Moderna," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement