REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah ﷺ telah mengabarkan pada umatnya agar mereka senantiasa mengikuti jalan yang lurus. Ketika datang beragam persoalan, seseorang bisa saja dengan mudah berpaling dari agama yang haq (benar) ini.
Suatu ketika Rasulullah ﷺ, pernah membuat sebuah garis dengan tangannya (di tanah).
خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ، ثُمَّ قَالَ: “هَذَا سَبِيل اللَّهِ مُسْتَقِيمًا”. وَخَطَّ عَلَى يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: “هَذِهِ السُّبُل لَيْسَ مِنْهَا سَبِيلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ”
Kemudian beliau bersabda, “Ini jalan Allah yang lurus'” Lalu beliau ﷺ membuat garis di sebelah kanan dan kirinya, kemudian bersabda, “Ini jalan-jalan lain, tiada suatu jalan pun darinya melainkan terdapat setan yang menyerukan kepadanya.” (HR Bukhari).
Di samping itu, iblis juga telah berjanji untuk menyesatkan manusia. Allah SWT berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17
“Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QS Al-A'raf 16-17).
Dilansir dari laman Islamweb pada Jumat (26/3), berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang berpaling dari kebenaran:
Pertama, penindasan secara sosial. Ketika seseorang tertinggal, dan dia tidak memiliki status sosial di dalamnya, sebab mereka termarjinalkan, pengangguran, kemiskinan yang parah, kehidupan sosial yang sulit, sehingga dia akan membenci kelompok masyarakat, dan lebih condong pada kelompok dirinya dengan pandangannya, namun menyimpang dari jalan kebenaran.
Dia menjadi meremehkan semua kepercayaan kelompok, dan menjadi lebih sombong tentang dirinya, serta berfirkir dirinya yang lebih berpengetahuan.