REPUBLIKA.CO.ID, INDIANA -- Pemerintah Amerika Serikat menghentikan distribusi obat antibodi COVID-19 Eli Lilly and Co, bamlanivimab. Pasalnya, obat ini berdampak pada varian virus corona yang mudah menular terhadap kemanjuran obat tersebut.
Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS (HHS) mengatakan, telah menghentikan distribusi obat tersebut lantaran terjadinya peningkatan terus menerus varian virus SARS-CoV-2 di AS. Kemudian, juga menolak bamlanivimab ketika diberikan sendiri.
"Kami mengakui bahwa pemerintah AS telah membuat keputusan untuk tidak lagi mengizinkan pemesanan langsung bamlanivimab saja karena kekhawatiran soal prevalensi varian SARS-CoV-2 B.1.427/B.1.429 California dan varian B.1.526 New York", demikian bunyi surat elektronik Lilly kepada Reuters, Jumat (26/3).
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyebutkan, semua lokasi pengiriman obat masih bisa memesan obat campuran dua antibodi buatan Lilly, yakni bamlanivimab dan etesevimab, dan koktail dua antibodi yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceuticals.
"Kami yakin bahwa lokasi dengan akses ke bamlanivimab dan etesevimab untuk pemberian bersama sebaiknya menggunakan obat itu daripada hanya bamlanivimab," kata Lilly.
HHS awal Maret ini mengatakan akan membatasi distribusi obat COVID-19 Lilly di tiga negara atas kekhawatiran mengenai dampak varian baru virus corona terhadap kemanjuran vaksin mereka.