REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajaran Islam mengandung nilai-nilai kemajuan yang jika diaktualisasikan akan membentuk muslim menjadi pribadi yang utama dan hidup dalam kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Guru Besar Ilmu Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Abdul Mu’ti mengatakan, salah satu ajaran dan nilai kemajuan dalam Islam adalah beramal saleh dalam segala bidang kehidupan.
Menurut dia, amal saleh adalah perwujudan iman. Keduanya terkait erat, bahkan tidak bisa dipisahkan. Bahkan, di dalam Alquran, Allah Swt sering kali menggandengkan kata iman dengan amal saleh.
“Amal shaleh memiliki empat dimensi, yang pertama adalah ikhlas, kita melaksanakan sesuatu dengan niat mengharapkan ridha Allah,” ujar Prof Mu’ti saat menyampaikan khutbah Jum’at di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jum’at (26/3).
Kedua adalah shalih. Menurut dia, shalih berarti melaksanakan sesuatu perbuatan atau pekerjaan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama, memenuhi tuntunan profesional dan tidak sekadar formalitas.
“Ketiga adalah amal-amal saleh itu adalah amal yang meanfaat atau amal yang mashlahat, di mana semua perbuatan dan pekerjaan mengandung manfaat dna maslahat baik bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, tidak merugikan atau merusak diri sendiri dan menimbulkan kerusakan di muka bumi,” jelasnya.
Sedangkan dimensi amal saleh yang keempat adalahh ishlah, yaitu perbuatan-perbuatan dilakukan harus senantiasa ditingkatkan. “Harus senantiasa ada perbaikan, inovasi, pembaruan, dengan senantiasa belajar memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas pribadi di dalam menjalankan profesi,” kata Prof Mu’ti.
Allah Swt berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).