Banyuwangi Kenalkan Muncar Sebagai Pelabuhan Ikan Terbesar
Red: Muhammad Fakhruddin
Penari menampilkan kreasi tari Larung Sesaji di tepi Pelabuham Satelit Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021). Tarian yang ditampilkan oleh Padepokan Seni Dewi Sekartaji itu menceritakan nelayan muncar dalam melaksanakan tradisi petik laut sebagai warisan budaya leluhur. | Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berupaya memperkenalkan kembali kawan Muncar sebagai pelabuhan ikan terbesar di Indonesia dengan menggelar Festival Pasar Ikan di objek wisata Pantai Satelit di kawasan Pelabuhan Ikan Muncar.
"Fish Market Festival ini momentum untuk kami memperkenalkan kembali Muncar, yang pernah menjadi pelabuhan ikan terbesar di Indonesia. Juga mengingatkan kembali bahwa Banyuwangi memiliki garis pantai yang panjang, pemandangan laut yang indah, dan penghasil ikan yang luar biasa," kata Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, saat membuka acara Festival Pasar Ikan di Banyuwangi, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Jumat (26/3).
Ia mengatakan festival di daerah pesisir itu sebagai salah satu kampanye untuk mengenalkan kawasan Muncar sebagai salah satu jujugan wisata yang layak disinggahi oleh wisatawan, serta mengingatkan kembali bahwa Muncar memiliki potensi hasil perikanan yang melimpah.
Menurut dia, Muncar menjadi salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia, sehingga memberikan warna yang khusus bagi pertumbuhan objek ekobahari wisata di Kabupaten Banyuwangi. "Di samping menikmati pemandangan, kami jaga ekosistem, kebersihan, terumbu karang dan rumpon sebagai tempat berkembang biaknya ikan di laut," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup Sugirah meninjau pameran hasil perikanan, pelelangan ikan, dan pasar higienis. Pihaknya juga memberikan bantuan peralatan pemasaran dalam rangka stimulus percepatan penanganan COVID-19 secara simbolis kepada gabungan kelompok pengelola dan pemasar setempat, di antaranya coolbox, chest freezer, timbangan, kerenjang ikan, sepatu boot, celemek, dan masker.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, festival ini diisi dengan beberapa kegiatan, mulai bersih-bersih pantai, pembinaan kelompok pengolah dan pemasar (poklasar), bazar ikan hias, pembinaan sosialisasi asuransi, pembinaan produk olahan hasil perikanan pengelolaan dan pameran produk hasil perikanan gebyar pasar ikan.
"Kegiatan ini juga dirangkai dengan pertunjukan seni, kelas memasak yang dilakukan ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan mereka cara memasak ikan yang baik, atraksi kuliner dan ikan bakar, serta lomba miniatur perahu," katanya.
Arief menjelaskan wisata Pantai Satelit akan menjadi objek wisata yang akan dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Sebab, selain memiliki sarana lengkap, pantai ini memiliki panorama yang indah dengan jejeran perahu nelayannya.Festival yang dibuka pada Kamis (25/3) itu, kata Arief, juga mengenalkan wisata baru "Watu Kereto" di Pantai Satelit.
Objek wisata Pantai Satelit "Watu Kereto" sendiri diambil dari sebuah nama sebongkah batu berbentuk mirip kereta kencana yang terletak beberapa ratus meter dari Pantai Satelit. Bila dilihat dari kejauhan bongkahan batu tersebut sepintas berbentuk kereta. "Di sini fasilitasnya lengkap, ada tempat pelelangan ikan, pasar ikan higienis dan kuliner, sehingga kawasan ini akan kami garap bersama dengan masyarakat untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Muncar," tuturnya.