Sabtu 27 Mar 2021 02:45 WIB

Erick Bangun Ekosistem Investasi Baterai Listrik Lewat IBC

Erick berharap kepala daerah buat kebijakan dukung ekosistem baterai listrik

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir bersiap mengikuti konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (26/3/2021). Indonesia Battery Corporation (IBC) didirikan sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Menteri BUMN Erick Thohir bersiap mengikuti konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (26/3/2021). Indonesia Battery Corporation (IBC) didirikan sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dua kekuatan bangsa yang selama ini belum digarap secara optimal terabaikan yakni pangsa pasar yang besar dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Akibatnya, Indonesia harus puas dengan hanya menjadi penonton dan pasar bagi produsen global. 

Menurut Erick, pandemi covid-19 seolah membuka mata Indonesia akan pentingnya dua kekuatan besar tersebut. Erick mengatakan pemanfaatan SDA yang optimal akan memberikan nilai tambah dibandingkan sekadar melakukan ekspor mentah untuk kemudian diolah negara lain dan masuk kembali dalam bentuk impor ke Indonesia.

"(Pembentukan Indonesia Battery Corporation) ini ada ekuitas yang masuk karena ada investasi, bayar pajak, royalti, dan pembukaan lapangan kerja. Ini menciptakan nilai tambah," ujar Erick saat konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) di Jakarta, Jumat (26/3).

Tak berhenti di situ, lanjut Erick, pengembangan industri baterai kendaraan listrik oleh IBC juga bentuk nyata dalam transformasi BUMN untuk meningkatkan daya saing di kancah global. Erick mengungkapan pengembangan industri baterai listrik merupakan upaya pemerintah dalam mengantisipasi perubahan model bisnis ke depan.

Pemerintah, ucap Erick, terus berupaya mencari terobosan dalam upaya pemulihan ekonomi, termasuk dengan pendirian Sovereign Wealth Fund (SWF) yang dibangun berdasarkan modal, bukan utang."Ini akan menjadi pertumbuhan berdampak dua hingga tiga tahun ke depan yang nantinya EV Battery ini ada uang masuk, investasi, dan kita kaitkan dengan pertumbuhan daerah serta nasional," ucap Erick.

Erick menilai pengembangan industri baterai listrik tak sekadar membangun pabrik dan turunannya, melainkan juga memastikan ekosistem baterai listrik dapat berjalan dengan baik.

Oleh karena itu, Erick berharap kepala daerah dapat membuat kebijakan yang mendukung ekosistem industri baterai listrik. Erick menilai kepala daerah bisa meniru jejak Pemerintah Kota London, Inggris, yang hanya memperbolehkan kendaraan listrik melintas di jalanan London pada tahun-tahun mendatang. Erick mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali yang sudah memutuskan penggunaan bus listrik di area-area tertentu.

"Harapannya ada keberpihakan kepala daerah agar Indonesia bisa dikenal di dunia bahwa kita negara yang sangat bersahabat dengan perubahan iklim dan ekonomi hijau. Kita tidak mau dianggap terbelakang. Ini yang mau kita buktikan kepada dunia," kata Erick menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement