REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Program Zmart Baznas kembali membangkitkan semangat juang perempuan asal Garut, Heni. Dengan bantuan BAZNAS kini Heni memiliki warung yang bisa menopang hidup dirinya serta dua putra.
Cerita Heni bermula pada tahun 2002, ketika bercerai dengan suaminya. Ia sempat kelimpungan karena biasanya dibiayai suami, namun kini dituntut jadi tulang punggung keluarga karena keadaan. Belum lagi kondisi dua anak laki-lakinya yang masih kecil, membuat Heni harus berjuang dan bertekad melanjutkan hidupnya dengan lebih baik.
Heni pun berangkat menuju Bandung untuk mengadu nasib di sana. Kedua anaknya dititipkan kepada orangtuanya di Garut. Di kota kembang, Heni bekerja di toko souvenir atau oleh-oleh. Agar berhemat, Heni tinggal di mess yang disediakan pemilik toko tempatnya bekerja.
Enam tahun bekerja sebagai penjaga toko, Heni memutuskan berhenti dan pulang ke kampung halamannya di Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Heni ingin memulai hidup baru di kampungnya. Keinginan dekat anaknya menjadi alasan kuat Heni untuk pulang kampung.
Di kampung, Heni tidak tahu harus bekerja apa. Bekerja selama enam tahun di Bandung tidak mendapatkan uang yang cukup sebagai bekal hidup. Heni pun bekerja apa saja yang penting halal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Barulah pada 2010 Heni mulai membuka warung sembako dengan modal dari orangtuanya. Modal usaha yang relatif tidak besar dimanfaatkan Heni untuk memulai usaha warung. Tidak mudah perjalanannya.