Sabtu 27 Mar 2021 13:57 WIB

Cerita Doktor Honoris Causa Doni Monardo dan Bibit Trembesi

IPB berikan gelar Doktor Honoris Causa karena menilai Doni berhasil kelola lingkungan

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BNPB Doni Monardo mendapat gelar doktor kehormatan dari IPB, Sabtu (27/3). Doni dinilai berhasil dalam pengelolaan lingkungan. Gagasan Emas Biru dan Emas Hijau yang diinisiasi Doni Monardo juga dinilai berhasil dalam meredam konflik di kepulauan Maluku.
Foto: Rilis
Kepala BNPB Doni Monardo mendapat gelar doktor kehormatan dari IPB, Sabtu (27/3). Doni dinilai berhasil dalam pengelolaan lingkungan. Gagasan Emas Biru dan Emas Hijau yang diinisiasi Doni Monardo juga dinilai berhasil dalam meredam konflik di kepulauan Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Letnan Jenderal (Letjen) Doni Monardo resmi menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Sabtu (27/3). Usai menerima gelar kehormatan tersebut, dia langsung membacakan pidatonya berjudul "Model Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan".

"Pengalaman bertahun-tahun berlatih di hutan dan penugasan operasi militer di beberapa daerah membuat saya mengenali banyak jenis tanaman sehingga saya berkomitmen untuk menanam, merawat, dan melestarikan tanaman di mana pun saya berada," kata Doni dalam acara penganugerahan gelar kehormatan honoris causa di Graha Widya Wisuda (GWW), IPB, Sabtu (27/3).

Doni mengatakan, komitmen itu ia mulai dari menanam pohon di asrama Brigif Para Rider III/Tri Budi Sakti, Kostrad di Kariango, Sulawesi Selatan. Dilanjutkan dengan pembibitan trembesi serta menanam di banyak tempat di Sulawesi Selatan, termasuk di lapangan Karebosi dan Bandara Sultan Hasanuddin.

"Berkomitmen untuk melanjutkan program ini dengan mencanangkan program yang terpampang di kebun bibit Brigif Para Rider III/Tri Budi Sakti Kariango pada 2008, 'Dari Kariango Ikut Hijaukan Indonesia'," ujarnya.

Setelah pindah tugas ke Paspampres di Jakarta, komitmen itu ia lanjutkan dengan membuat kebun bibit trembesi di Cikeas pada akhir November 2008. Pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2009, bibit trembesi dibagikan di Istana Merdeka.

"Tahun 2010 saya mengembangkan kebun bibit di Rancamaya. 100 bibit trembesi ditanam di Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, dan DKI serta di sepanjang jalan Kota Kudus, Jawa Tengah," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement