Sabtu 27 Mar 2021 14:54 WIB

20 Pesawat Tempur China Masuki Taiwan, Ada Apa?

Angkatan udara Taiwan telah memberikan peringatan kepada pesawat China melalui radio

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pesawat tempur China
Foto: Reuters
Pesawat tempur China

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Sekitar 20 pesawat militer China memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Jumat (26/3), yang menandai ketegangan di Selat Taiwan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, angkatan udara telah mengerahkan rudal untuk "memantau" serangan ke bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udara. 

Angkatan udara Taiwan juga telah memberikan peringatan kepada pesawat China melalui radio. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, beberapa pesawat China terbang di wilayah udara di selatan Taiwan dan melewati Bashi Channel yang memisahkan pulau itu dari Filipina. 

Taiwan mengatakan, pesawat militer China yang melintas di zona identifikasi pertahanan Taipei terdiri atas pesawat pengebom H-6K berkemampuan nuklir dan sepuluh jet tempur J-16. Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar dari Kementarian Pertahanan China. 

Seseorang yang mengetahui perencanaan keamanan Taiwan mengatakan kepada kantor berita Reuters, militer China sedang melakukan latihan yang akan menyimulasikan operasi terhadap kapal perang AS yang berlayar melalui Selat Bashi. China telah meningkatkan aktivitas militer di dekat wilayah Taiwan dalam beberapa bulan terakhir. Taiwan mengatakan tindakan China tersebut membahayakan stabilitas regional.

Sebelumnya, Taiwan dan Amerika Serikat (AS) telah menandatangani kesepakatan membentuk Kelompok Kerja Penjaga Pantai untuk mengoordinasikan kebijakan. Kesepakatan ini dibuat menyusul pengesahan undang-undang China yang mengizinkan penjaga pantai untuk menembak kapal asing. 

Kesepakatan antara Taiwan dan AS itu adalah yang pertama di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Pemerintahan Biden telah menegaskan komitmennya untuk mendukung Taiwan. Duta besar Taiwan de facto untuk Amerika Serikat, Hsiao Bi-khim, menandatangani perjanjian itu di Washington pada Kamis (25/3).

“Kami berharap dengan Kelompok Kerja Penjaga Pantai yang baru, kedua belah pihak akan menjalin kemitraan yang lebih kuat dan bersama-sama berkontribusi lebih banyak lagi untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” ujar Hsio.

Institut Amerika di Taiwan mengatakan, AS mendukung "partisipasi dan kontribusi Taiwan untuk masalah-masalah yang menjadi perhatian global, termasuk dalam keamanan dan keselamatan maritim". Taiwan meningkatkan keamanan wilayah perairannya dengan mengerahkan kapal-kapal angkatan perang. Hal ini karena aktivitas perambahan kapal penangkap ikan China dan kapal keruk pasir di perairan wilayahnya semakin meningkat. 

Pada Januari, China mengesahkan undang-undang yang secara eksplisit mengizinkan penjaga pantainya untuk menembaki kapal asing. Hal ini menyebabkan kekhawatiran secara regional, termasuk Washington. Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang terkejut dengan undang-undang baru China itu. Su mengatakan, pihak yang memiliki "nilai-nilai sama" perlu bekerja sama untuk melindungi perdamaian.

"Permintaan sepihak bagi penjaga pantai untuk menggunakan kekerasan akan menyebabkan ketegangan dan tekanan besar pada negara-negara tetangga," ujar Su. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement