Ahad 28 Mar 2021 08:18 WIB

Survei: Pemerintahan Arab Saudi Paling Terpercaya di Dunia

Tingkat kepercayaan terhadap pemerintah Saudi naik jadi 82 persen pada Januari 2021.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksinasi Covid-19 di Arab Saudi.
Foto: SPA
Vaksinasi Covid-19 di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Menurut hasil laporan Edelman’s 2021 Trust Barometer, Pemerintah Arab Saudi mempertahankan tingkat kepercayaan yang tinggi sebagai salah satu pemerintah paling terpercaya di dunia selama dua tahun berturut-turut.

Tingkat kepercayaan terhadap kinerja pemerintah Arab Saudi meningkat dari 78 persen pada Januari 2020 menjadi 82 persen pada Januari 2021. Hal ini menyebabkan penambahan empat poin presentase untuk memenuhi syarat yang paling terpercaya. Ada 28 negara yang termasuk dalam indeks sebagai negara pemerintahan tertinggi di dunia dengan keyakinan pada kinerjanya.

Baca Juga

Menurut laporan itu, China mendapat 82 persen dan Uni Emirat Arab (UEA) 80 persen dalam hal kepercayaan pada pemerintah. Edelman’s 2021 Trust Barometer adalah survei kepercayaan dan kredibilitas tahunan ke-21. Riset yang dilakukan oleh Edelman Data & Intelligence (DxI) ini mensurvei sampel lebih dari 33 ribu responden di 28 negara termasuk Nigeria untuk pertama kalinya pada tahun ini.

Dilansir Saudi Gazette, Ahad (28/3), pemerintah Arab Saudi tetap menjadi lembaga paling tepercaya secara umum. Katagori ini mengungguli kategori lain termasuk bisnis naik 73 persen, lembaga swadaya masyarakat (LSM) 61 persen, dan media 60 persen.

Pemerintah memiliki peringkat tertinggi secara internasional dalam hal penanganannya terhadap tantangan pandemi Covid-19. Sebab, Saudi melakukan berbagai cara guna mengatasi pandemi Covid-19 sejak 2020. Misalnya, dengan memberikan perawatan medis, perangkat pendeteksi virus korona, vaksin kepada warga secara gratis, upaya pemimpin dalam masalah pengembangan vaksin, dan mendukung penelitian serta eksperimen medis.

Edelman’s 2021 Trust Barometer juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah memperburuk kekhawatiran masyarakat tentang pekerjaan, perubahan iklim, dan hal lain terkait virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement