REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Wali Kota Surabaya Armuji atau akrab dipanggil Cak Ji menyatakan Alun-Alun Suroboyo siap menjadi tempat berkreasi dan berekspresi bagi para seniman di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Alun-alun itu cukup luas dan sangat strategis tempatnya karena berada di tengah kota, sehingga nanti alun-alun ini tepat jadi tempat berkreasi dan berekspresi para seniman," kata Armuji saat meresmikan Sanggar Anak Merdeka Indonesia (Samin) di Perumahan Gunung Anyar Emas, Surabaya, Sabtu.
Cak Ji juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya akan terus mendukung dan mensupport berbagai kesenian di Kota Pahlawan. Apalagi, lanjut dia, saat ini sudah ada Alun-alun Suroboyo yang nantinya akan menjadi panggung untuk mengekspresikan seni di Surabaya.
Hanya saja, sekarang ini belum dibuka karena dikhawatirkan dapat memunculkan kerumunan massa. Pada kesempatan itu, Cak Ji menyampaikan terima kasih kepada para seniman yang telah membentuk Sanggar Samin tersebut. Ia berharap sanggar tersebut bisa terus eksis dan melakukan latihan-latihan ke depannya.
"Namun, karena ini masih masa pandemi, kalau latihan-latihan saya harap tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan," kata Cak Ji.
Ia juga sangat yakin apabila anak-anak atau anggota sanggar itu terus dilatih dan bakatnya terus diasah, bukan tidak mungkin akan bisa berprestasi hingga bisa mengharumkan nama Surabaya dan bahkan Indonesia.
"Makanya saya berharap, melalui sanggar ini, akan muncul seniman-seniman baru yang bisa membanggakan Kota Surabaya, jadi ayo jangan takut berkreasi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Samin Maimura mengaku, memberi nama Samin karena memang terinspirasi dari suku Samin. Menurutnya, suku ini belum terkontaminasi dalam kondisi saat ini.
Bahkan, Maimura menyebut suku Samin ini berdaulat di bidang budaya, berdaulat di bidang ekonomi dan bahkan juga politik. "Saya pernah diundang ke sana untuk acara festival," kata Maimura.
Selain itu, ia juga mengaku terketuk hatinya untuk membentuk sanggar karena bagi dia kesenian itu milik warga, terutama ludruk yang merupakan kesenian asli Surabaya.
Apalagi, kata dia, dulu ludruk itu digunakan untuk melawan penjajah, sehingga spirit dan semangat itulah yang harus ditularkan terus kepada anak-anak penerus bangsa. "Di sanggar ini nanti akan kita ajarkan semua kesenian, termasuk tari, musik, teater, seni rupa dan berbagai seni lainnya," ujarnya.