REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Embargo vaksin Covid-19 yang terjadi di Uni Eropa (UE) mengancam ketersediaan vaksin di Indonesia ke depannya. Oleh karena itu, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berupaya mempercepat produksi vaksin yang tengah dikembangkan yaitu Vaksin Merah Putih."Kami berusaha mempercepat produksi, tetapi tetap harus memenuhi persyaratan kualitas dan administratif," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio saat dihubungi Republika, Ahad (28/3).
Ia menambahkan, vaksin Merah Putih kini dalam proses transisi ke industri. Sejauh ini, ia menegaskan bahwa pemerintah yang membiayai pengembangan vaksin ini. Terkait upaya teknis untuk mempercepat produksi vaksin ini, Amin menolak berkomentar banyak. Menurutnya, tidak semua hal dapat diceritakan ke media. Kendati demikian, pihaknya berharap vaksin ini bisa memperoleh izin edar darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada pertengahan tahun 2022 mendatang.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, embargo vaksin Covid-19 yang terjadi di Uni Eropa (UE) mengancam ketersediaan vaksin di Indonesia ke depannya. Saat ini, Uni Eropa melarang perusahaan farmasi AstraZeneca untuk mengekspor vaksin Covid-19 ke Inggris dan negara Eropa lainnya.
Hal ini pun telah disampaikan Menkes ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada rapat terbatas, Jumat (26/3) siang.“Memang terjadi lonjakan kasus di beberapa negara termasuk di India, sehingga mulai terjadi embargo vaksin. Sehingga kemungkinan itu bisa mengganggu kedatangan vaksin atau ketersediaan vaksin beberapa bulan ke depan terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo,” kata Menkes Budi saat konferensi pers.Karena itu, ia menilai pemerintah perlu berhati-hati dalam mengatur laju penyuntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat guna mengantisipasi kekosongan pasokan vaksin pada waktu mendatang.“Kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan vaksinnya agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya,” katanya.