REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada 28 Maret 2021 pukul 10.26 Wita di pintu gerbang arah Jalan Kajolalido, depan pagar Gereja Katedral Makassar telah terjadi peristiwa serangan bom bunuh diri. Bom meledak di tengah situasi umat Katolik sedang memulai pekan suci khususnya hari Minggu Palma.
Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono menyampaikan, terhadap peristiwa bom bunuh diri tersebut, Komisi HAK KWI dengan ini menyampaikan keprihatinan, doa dan dukacita mendalam atas peristiwa yang menciderai rasa kemanusiaan seluruh bangsa yang telah mengakibatkan adanya korban luka-luka.
"Peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia," kata Mgr Yohanes dalam pernyataan sikap dan imbauan Komisi HAK KWI yang ditandatanganinya bersama Sekertasris Komisi HAK KWI Romo Agustinus Heri Wibowo, Ahad (28/3).
Mgr Yohanes menyampaikan kecaman keras untuk tindakan bom bunuh diri yang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang dicintai.
Komisi HAK KWI mengimbau kepada seluruh umat Katolik dan seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Menyeru kepada seluruh umat dan masyarakat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada.
"Imbauan agar tidak ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang peristiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," ujarnya.
Mgr Yohanes mengatakan, percaya penuh bahwa pemerintah, TNI, dan Polri mampu mengusut tuntas kasus ini dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia. Khususnya masyarakat di Makassar.
"Akhirnya kami berharap agar peristiwa ini tidak merusak atau melemahkan hubungan antara umat beragama dan kepercayaan yang selama ini terus menerus kita bangun, kita rawat, dan kita kembangkan," kata Mgr Yohanes.