Ahad 28 Mar 2021 17:57 WIB

Dua Paman Nabi Muhammad Saw yang Masuk Islam

Nabi Muhammad Saw memiliki beberapa paman dan bibi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad Saw memiliki beberapa paman dan bibi. Dari paman-paman itu ada yang mengasuh hidupnya sejak kecil dan membantu perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam. Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Ustadz Nur Rohmad mengatakan dalam kitab Aqidatul Awam, paman-paman Rasulullah dari pihak ayah diperselisihkan jumlahnya oleh para ulama. Ada yang mengatakan jumlahnya 12, ada juga sepuluh dan sembilan. Yang jelas, ada dua paman Rasulullah yang masuk Islam.

“Pertama ada Hamzah ibnu Abdul Muthalib yang terkenal dengan julukannya Sayidus Syuhada. Dia adalah pemimpin orang-orang yang meninggal syahid. Dia dimakamkan di pegunungan Uhud karena meninggal saat Perang Uhud,” kata Ustadz Nur dalam kajian berjudul Paman-Paman Nabi Muhammad saw di kanal Youtube NU Online.

Gelar lain yang Hamzah dapatkan adalah Asadullah, yang berarti singanya Allah. Ustadz Nur menjelaskan, gelar ini berarti dia adalah orang yang luar biasa, pejuang, dan pembela Rasulullah. Dia mendapat nama kunyah, yaitu Abu Imarah dan Abu Ya’la.

Ustadz Nur menjelaskan, usia Hamzah lebih tua daripada Rasulullah dengan selisih empat tahun. Namun, pendapat lain mengatakan selisihnya dua tahun. Paman kedua Rasulullah adalah Abbas. Ada yang mengatakan, Abbas adalah nenek moyang dari Khalifah Abbasiyah. Ibunya bernama Natila binti Janab.

Natila adalah perempuan Arab pertama yang memberikan dan memasangkan kiswah, kain penutup Ka’bah. Tentunya, kiswah yang diberikan terbuat dari sutra dan bahan yang berkualitas tinggi lain.

“Diceritakan, al-Abbas, putranya ketika masih anak-anak, dia tersesat. Mengetahui itu, dia bernazar jika menemukan putranyam maka dia akan memasangkan kain kiswah. Akhirnya, Abbas dapat ditemukan lalu dia orang perempuan Arab pertama yang memberikan kiswah,” ujar dia.

Saat Abbas masuk Islam, Abbas merupakan seorang Muslim yang taat. Abbas terkenal sebagai seorang pemberani. Dia tidak memiliki rasa takut dalam menghadapi para musuhnya. Ketika dia masuk Islam, bagi warga kafir Quraisy, itu merupakan suatu musibah. Saat Abbas masuk Islam, benteng kuat Rasulullah bertambah. Selama hidup, dia membela Rasulullah.

Abbas merupakan ayah dari saudara sepupu Rasulullah sekaligus ahli tafsir bernama Abdullah bin Abbas. Abbas meninggal di Madinah pada Bulan Rajab. Namun, ada yang mengatakan dia meninggal pada bulan Ramadhan tahun 32 Hijriyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement