Ahad 28 Mar 2021 18:55 WIB

Vaksin Berbasis mRNA Picu Kanker? Cek Faktanya

Beredar narasi vaksin berbasis mRNA picu kanker, benarkah?

Rep: Antara/ Red: Elba Damhuri
Tangkapan layar hoaks soal vaksin mRna dapat memicu kanker. (Natural News)
Foto: Antara
Tangkapan layar hoaks soal vaksin mRna dapat memicu kanker. (Natural News)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah artikel di media daring Natural News menyebut vaksin berbasis mRNA yang dikembangkan dapat memicu pertumbuhan kanker.

Artikel bertajuk “MEDICAL SHOCKER: Scientists at Sloan Kettering discover mRNA inactivates tumor-suppressing proteins, meaning it can promote cancer” itu menyatakan vaksin berbasis mRNA menginstruksikan sel manusia yang berperan penting dalam menyebabkan kanker untuk semakin berkembang.

Selain itu, vaksin mRNA menonaktifkan protein penekan tumor alami dalam tubuh, yang berfungsi menyelamatkan manusia dari kanker.

Artikel berbahasa Inggris itu mengklaim hasil penelitian yang dilaporkan berasal dari laboratorium independen yang tidak terikat pada industri farmasi manapun yang memproduksi vaksin.

Namun, benarkah vaksin berbasis mRNA picu kanker?

photo
Tangkapan layar hoaks soal vaksin mRna dapat memicu kanker. (Natural News) - (Antara)

 

Penjelasan:

Memorial Sloan Kettering Cancer Center, yang tertulis dalam artikel itu, mengonfirmasi klaim tersebut salah dan terjadi kesalahan dalam mengartikan temuan penelitian ini.

Temuan itu dibuat 2018, jauh sebelum COVID-19 muncul dan tidak ada kaitan dengan vaksin COVID-19.

Media periksa fakta AFP menemukan penjelasan dari Profesor Departemen Patologi dan Kedokteran Molekuler di McMaster University, Brian Lichty. 

Brian Lichty menyebut seseorang harus memahami proses transkripsi untuk memahami hasil penelitian tersebut.

Lichty menjelaskan mRNA merupakan molekul beruntai tunggal yang melengkapi salah satu untai gen DNA dan memainkan peran penting dalam sintesis protein.

“Mesin penerjemah” dalam tubuh mengikat mRNA untuk membaca kode genetiknya dan membuat protein tertentu. Untuk itu terkait kanker, kesalahan ada pada kekacauan transkripsi, bukan pada mRNA.

Dalam akhir penjelasannya, Lichty mengatakan vaksin COVID-19 berbasis mRNA terdiri dari mRNA yang telah disintesis di fasilitas produksi. mRna yang sudah dibuat tidak ada peluang terjadinya kesalahan proses transkripsi.

Kesimpulan:

Klaim vaksin berbasis mRNA bisa picu kanker merupakan berita yang menyesatkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement