Ahad 28 Mar 2021 18:55 WIB

PDIP: Bom Bunuh Diri Mematikan Kemanusiaan dan Peradaban

Persoalan intoleransi, radikalisme, terorisme dan ujaran kebencian harus diatasi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Petugas mengangkat kantong jenazah berisi bagian tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3/2021). Bagian tubuh jenazah tersebut selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk diidentifikasi.
Foto: ANTARA/Indra Abriyanto
Petugas mengangkat kantong jenazah berisi bagian tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3/2021). Bagian tubuh jenazah tersebut selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk diidentifikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengutuk keras atas tindakan anti kemanusiaan yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Partai berlogo kepala banteng moncong putih itu berpendapat bahwa perbuatan tersebut telah mematikan kemanusiaan dan peradaban.

"Apa yang terjadi di Makassar, ditinjau dari motifnya, tidak terlepas dari bom bunuh diri yang pernah terjadi di Kota Surabaya yang dilakukan oleh satu keluarga yang terjadi pada bulan Mei 2018 yang lalu," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan, Ahad (28/3).

Baca Juga

Dia mengatakan, peristiwa itu kembali menyadarkan seluruh bangsa Indonesia bahwa persoalan intoleransi, radikalisme, terorisme dan berbagai ujaran kebencian harus diatasi lebih sungguh-sungguh. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan melalui pendekatan budaya, pendidikan, kebudayaan, politik, sosial dan hukum.

"Bagaimanapun ideologi kegelapan dengan membenci sesama umat manusia telah merusak sendi-sendi kerukunan bangsa," katanya.

Dia mengatakan, semua pendekatan harus ditempuh agar perikehidupan bangsa berdasarkan Pancasila benar-benar menjadi jiwa bangsa. Hingga tidak memberi ruang sedikitpun bagi berkembangnya intoleransi, radikalisme dan terorisme.

PDIP mengajak seluruh komponen bangsa untuk bahu membahu menangkal ideologi kegelapan tersebut. Dia berharap semua agama dan kepercayaan kepada Tuhan mengajarkan kebaikan, hidup rukun, toleransi dan hormat menghormati.

"Dengan sikap tegas terhadap ideologi anti kemanusiaan tersebut, maka Indonesia yang bersatu, damai, toleran akan dijaga dan terhindar dari berbagai persoalan perpecahan sebagaimana terjadi di Irak dan Suriah," katanya.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono sebelumnya menjelaskan bahwa pelaku bom diduga berjumlah dua orang. Dia mengatakan, keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor matic dengan nomor polisi DD 5984 MD. Aparat saat ini tengah melakukan identifikasi dari pecahan kendaraan dan potongan tubuh pelaku.

Dia mengatakan, awalnya memang pelaku yang diduga menggunakan roda dua ini akan memasuki pelataran atau pintu gerbang gereja. Dia melanjutkan, saat itu gereja yang berisi separuh jamaah menyusul protokol kesehatan sudah selesai melakukan misa dan hendak keluar gereja.

"Tentunya dari dua orang yang mau masuk dicegah oleh security daripada gereja tersebut dan kemudian terjadilah ledakan itu," katanya.

Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3) sekitar pukul 10.20 waktu setempat. Kabareskrim Mabes Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan laporan sementara ledakan yang terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar berasal dari bom bunuh diri. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement