REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Lembaga pendidikan tertinggi di dunia Muslim, Al-Azhar mengungkapkan kesedihan dan menekankan penolakan total atas perilaku penayangan kartun yang menghina Nabi Muhammad Saw di Inggris.
“Karikatur Nabi telah menjadi perwujudan yang jelas dari kecacatan dalam masyarakat,” kata pernyataan Al Azhar dilansir Anadolu Agency, Ahad (28/3).
Lembaga yang berbasis di Kairo, observatorium untuk memerangi ekstremisme, menggambarkan karikatur Rasulullah sebagai tindakan tercela.
“Tindakan ini adalah provokasi yang tidak dapat dibenarkan dari perasaan hampir dua miliar Muslim di seluruh dunia,” kata pihak Al-Azhar,
Pada Senin (22/3) lalu, seorang guru di Betley Grammar School di West Yorkshire, Inggris menampilkan kartun ofensif Nabi Muhammad Saw di kelas. Karikatur tersebut diyakini sebagai salah satu karikatur yang diterbitkan oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo.
Akibat tindakan itu, puluhan orang berkumpul di depan sekolah pada Kamis (25/3) dan Jumar (26/3) untuk memprotes tindakan guru di bawah pengawasan polisi. Para pengunjuk rasa meminta guru yang terlibat agar dipecat.
Sekolah tersebut telah menangguhkan guru itu dan memilih untuk beralih kembali ke pengajaran daring. Kepala Sekolah, Gary Keppel dengan tegas meminta maaf atas insiden tersebut. Dia mengatakan guru juga telah meminta maaf.
Pada Oktober 2020 lalu, kartun yang menghina Nabi Muhammad saw diterbitkan oleh majalah Prancis Charlie Hebdo dan memicu protes di seluruh dunia Muslim. Kampanye yang menyerukan boikot produk Prancis diluncurkan di platform media sosial. Karikatur tersebut juga diproyeksikan pada gedung-gedung di beberapa kota di Prancis. Beberapa negara seperti Turki, Iran, dan Pakistan mengutuk karikatur dan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait gambar tersebut.