Ahad 28 Mar 2021 21:37 WIB

2 Pelaku Bom Bunuh Diri Makasar Tewas, 20 Korban Dirawat

Dua pelaku bom bunuh diri Makassar tewas dan 20 orang luka-luka

Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3).
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan kedua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan tewas.

“Peristiwa ini sampai sekarang tercatat mengakibatkan dua orang yang diduga pelaku bom bunuh diri tewas,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Ahad, seperti dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Sementara, kata dia, korban yang mengalami luka-luka ada sekitar 20 orang dan saat ini tengah mendapat perawatan di berbagai rumah sakit terdekat.

Sebanyak 20 korban luka-luka ini, jelas Menteri Mahfud terdiri dari masyarakat dan petugas keamanan gereja tersebut.

Namun dia menambahkan, kemungkinan jumlah korban terluka bisa bertambah.

“Pemerintah dan pihak kepolisian masih melakukan pendataan,” kata dia.

Menteri Mahfud juga mengatakan pemerintah meminta kepada aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di berbagai wilayah publik.

“Di rumah-rumah ibadah, di pusat-pusat keramaian, dan di berbagai wilayah publik lainnya di seluruh Indonesia,” jelas dia.

Sebelumnya ledakan bom bunuh diri terjadi di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Diduga kedua pelaku bom meledakkan diri saat masih menaiki sepeda motor.

Pihak keamanan sempat mencegah pelaku masuk ke halaman gereja tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement