REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Rusia menawarkan bantuan kepada Mesir untuk mengevakuasi kapal kargo The Ever Given. Sejak Selasa (23/3) lalu, kapal tersebut kandas dan memblokade Terusan Suez.
“Kami berharap masalah ini dapat diatasi dalam waktu dekat, pekerjaan kanal akan dipulihkan, dan, tentu saja, kami siap memberikan bantuan yang mungkin dari pihak kami kepada teman-teman Mesir kami,” kata Duta Besar Rusia untuk Mesir Georgy Borisenko saat diwawancara kantor berita RIA Novosti pada Ahad (28/3).
Dia mengungkapkan, sejauh ini Mesir belum menghubungi Rusia dan membicarakan tentang bantuan yang mungkin bisa diberikan. Namun Moskow bersimpati atas apa yang terjadi. Hal itu mengingat Terusan Suez merupakan jalur air yang penting bagi seluruh dunia.
Sejauh ini sekitar 320 kapal mengantre untuk melintasi Terusan Suez. Mereka tak dapat meneruskan perjalanan sebelum The Ever Given, yang memiliki panjang 400 meter dan lebar 59 meter, dievakuasi. Badan kapal tersebut diketahui memalangi kanal yang sudah beroperasi sejak 1869 tersebut.
Shoei Kisen Kaisha Ltd selaku pemilik The Ever Given telah membuat pernyataan maaf tertulis atas adanya insiden tersebut. "Kami bertekad untuk terus bekerja keras untuk menyelesaikan situasi secepat mungkin," katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis (25/3).
"Kami ingin meminta maaf kepada semua pihak yang terkena dampak insiden ini, termasuk kapal yang melakukan perjalanan dan berencana melakukan perjalanan melewati Terusan Suez," kata Shoei Kisen Kaisha Ltd.
Evergreen Marine Corp, perusahaan berbasis di Taiwan yang mengoperasikan The Ever Given, mengatakan kapal tersebut kandas setelah diterpa angin kencang sesaat setelah memasuki kanal. Keterangan serupa sempat disampaikan para pejabat Mesir.
Mereka menyebut angin kencang berkecepatan 50 kilometer per jam dan badai pasir melanda daerah itu pada Selasa (23/3). Sebuah laporan awal mengatakan The Ever Given mengalami mati listrik sebelum insiden itu.