Senin 29 Mar 2021 05:17 WIB

Demokrat AHY: Moeldoko Pasang Kuda-Kuda Mau Cuci Tangan

Andi Arief yakin pemerintah tak akan mengesahkan hasil KLB Deli Serdang.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Andi Arief
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Andi Arief

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) Partai Demokrat, Andi Arief, menanggapi pernyataan video Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang menjelaskan alasannya menjadi ketua umum versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Menurutnya, Moeldoko sedang memasang kuda-kuda untuk cuci tangan terkait keterlibatannya.

"Pak Moeldoko sudah pasang kuda-kuda mau cuci tangan. Nanti kalau gagal daftar di Depkumham, dia akan menjawab saya cuma diundang," ujar Andi saat dikonfirmasi, Ahad (28/3).

Baca Juga

Moeldoko, disebut Andi, hanya beralasan mengikuti AD/ART yang diklaim sah menunjuknya sebagai ketua umum Partai Demokrat. Padahal, sudah berkali-kali ditegaskan, AD/ART 2020 merupakan yang sah dan telah dikeluarkan surat keputusan (SK) oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

"Itulah inti video Moeldoko menjawab kudeta yang beredar. Bukan sikap kesatria, mau mencuri tertangkap basah," kata Andi.

Di samping itu, ia yakin pemerintah tak akan mengesahkan hasil KLB Deli Serdang. Keyakinannya itu berdasarkan pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

"Sinyal dari Menkopolhukam Pak Prof Mahfud MD bahwa kudeta akan dinyatakan gagal. Baru sinyal, semoga akan menjadi kenyataan," ujar Andi.

Dalam sebuah diskusi daring hari ini, juru bicara Partai Demokrat versi KLB Muhammad Rahmad mengeklaim bahwa Kemenkumham akan mengeluarkan SK tanda sahnya kepengurusan Moeldoko. Ia menyebut, surat tersebut akan keluar minggu depan.

Baca juga : Kubu Moeldoko Tegaskan Lagi Soal tak Izin Presiden

"Insya Allah lah minggu depan atau tidak lama lagi kita akan mendapatkan SK dari Kemenkumham," ujar Rahmad.

Setelah SK keluar, Partai Demokrat yang dipimpin Moeldoko akan segera menggelar konsolidasi nasional. Hal itu bertujuan untuk menguatkan seluruh kekuatan kader yang terjaring di seluruh wilayah Indonesia.

"Kita ingin di Partai Demokrat itu betul-betul bersih. Jangan seperti sekarang, kita mengaku partai ini demokratis, tetapi di dalamnya partai otoriter," ujar Rahmad.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko akhirnya buka suara usai dirinya ditunjuk sebagai ketua umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara. Ia mengatakan, ada kekisruhan yang berujung pada bergesernya arah demokrasi di dalam partai berlambang bintang mercy itu.

"Saya ini orang didaulat untuk memimpin Demokrat dan kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," ujar Moeldoko dalam keterangan video yang diunggah di akun Instagram-nya, Ahad (28/3).

Ia melihat, terdapat situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan tersebut disebutnya terstruktur dan menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Baca juga : Survei Charta Politika: Prabowo Teratas, Nama Baru Muncul

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan hanya sekadar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara," ujar Moeldoko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement