Senin 29 Mar 2021 03:04 WIB

Terbakar, Produksi Kilang Minyak Balongan Terganggukah?

Kilang ini baru saja meningkatkan kapasitas produksinya dari 125 MBSD jadi 150 MBSD.

Rep: Agus Yulianto/ Red: Agus Yulianto
Suasana malam kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat
Foto: antara
Suasana malam kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kilang Unit Pengolahan (UP) VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jabar, belum lama ini baru saja meningkatkan kapasitas produksinya dari 125 MBSD menjadi 150 MBSD. Dari kilang ini juga, mampu menghasilkan naptha untuk proses lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

Namun, dengan adanya musibah kebakaran yang melanda kilang andalan pasokan BBB dalam negeri yang terjadi pada Senin (29/3) dini hari ini, diperkirakan produksi dan distribusi BBM menjadi terganggu. 

Berlokasi di Desa Sukareja, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, atau sekira 200 km arah timur dari Ibu Kota DKI Jakarta, RU VI Balongan mulai beroperasi sejak 1994 dengan wilayah operasi di Balongan.

Bahan baku yang diolah RU VI Balongan adalah minyak mentah (crude oil) yang berasal dari sumur minyak di Duri Riau (80 persen feed) dan Minas Dumai (20 persen feed), serta bahan baku berupa gas alam yang diperoleh dari lapangan gas Jatibarang sebesar 18 Milion Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).

RU VI Balongan memiliki kegiatan usaha utama, yaitu mengolah crude oil menjadi produk berupa BBM, BBK, Residue, non-BBM, dan Petrokimia. Dari hasil pengolahan bahan baku tersebut, RU VI Balongan mampu menghasilkan produk, antara lain, gasoline, kerosene, industrial diesel fuel, propylene, LPG, decant oil, dan fuel oil. Sebagian besar pasokan BBM di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya serta Jawa Barat. 

Baca juga : Apa Fungsi Kilang Minyak Balongan Pertamina?

PT Pertamina (Persero) juga memulai pembangunan RDMP RU VI-Balongan Phase-1: CDU Crude Distillate Upgrading Project. Pengembangan proyek ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi kilang Pertamina Balongan dari semula 125 MBSD menjadi 150 MBSD, serta mampu menghasilkan naptha untuk proses lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

Dengan peningkatan fleksibilitas CDU, kilang Balongan akan dapat memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) ataupun minyak mentah ringan (Lighter Crude Oil). Hal ini akan meningkatkan margin untuk perusahaan dan juga meningkatkan ketahanan energi nasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement