Senin 29 Mar 2021 07:00 WIB

Vaksinasi Covid-19 Bagian Ikhtiar, RMI PBNU Gencar Edukasi

RMI PBNU gencar edukasi vaksinasi covid-19.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Vaksinasi Covid-19 Bagian Ikhtiar, RMI PBNU Gencar Edukasi. Foto: Alat suntik vaksin COVID-19 (ilustrasi).
Foto: AP/Alberto Pezzali
Vaksinasi Covid-19 Bagian Ikhtiar, RMI PBNU Gencar Edukasi. Foto: Alat suntik vaksin COVID-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar mengampanyekan vaksinasi Covid-19. Saat ini, pemerintah menyebut vaksinasi untuk kalangan pondok pesantren akan dimulai akhir Maret.

Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meyakini vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu bentuk ikhtiar melawan pandemi. Karena itu, edukasi gencar dilakukan di pondok pesantren.

Baca Juga

"RMI berupaya untuk melakukan komunikasi dan tukar pikiran dengan para Kiai. Kami sempat melakukan survei internal pada Oktober 2020 terkait vaksinasi, bahkan sebelum vaksin itu datang," kata Ketua Satkor Covid-19 RMI PBNU, KH Ulun Nuha, saat dihubungi Republika, Ahad (28/3).

Hasil survei ini disebut cukup mengagetkan. Dari sekitar 800 pesantren yang dipilih, melihat dari keterlibatan yang baik selama program edukasi dan mitigasi Covid-19, ternyata 51 persennya masih meragukan bahkan menolak vaksinasi.

Berdasarkan hal tersebut, pihaknya pun gencar melakukan serangkaian webinar untuk mengedukasi, sembari di sisi lain melakukan silaturahmi ke beberapa Kiai yang berpengaruh.

Hasil baik diraih pada survei berikutnya, tepatnya minggu terakhir Februari. Sekitar 78 persen dari pesantren yang disurvei menyebut sudah menerima, bahkan tidak sabar mendapatkan vaksin.

RMI PBNU lantas melakukan serangkaian pendataan peserta vaksin dari kalangan pesantren, berdasarkan amanah dari Kementerian Agama (Kemenag). Data itu sudah diserahkan pada 10 Februari, yang kemudian diteruskan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkas).

Meski antusias dari pihak ponpes sudah bertumbuh, Kiai Ulun menyebut ada masalah terkait komunikasi dan informasi kepastian vaksinasi. Beberapa waktu lalu, pihaknya baru mendapat jawaban jika pelaksanaan vaksinasi diserahkan ke dinas kesehatan (dinkes) provinsi maupun Kabupaten/Kota.

"Banyak pertanyaan dari para Kiai kita sambungkan ke Kemenag, lalu diteruskan ke Kemenkes. Jawaban Kemenkes, eksekusi diserahkan pada dinas kesehatan di Provinsi dan Kabupateb/Kota," ucap Kiai Ulun.

Sejauh ini, ia menyebut beberapa daerah sudah cukup bagus dan menjalankan vaksinasi bagi pengasuh dan pengajar ponpes. Salah satunya terjadi di Kabupaten Cilacap.

Di daerah ini, ia menyebut pengasuh ponpes mendapat prioritas vaksinasi Covid-19. Bahkan, dukungan vaksinasi ini sampai level kecamatan, sehingga pesantren kecil bisa terfasilitasi.

"Meski demikian, beberapa daerah masih belum afa komunikasi sama sekali. Termasuk daerah yang bertempat pesantren besar. Mudah-mudahan segera ada informasi yang kami dapat dan seperti yang dijanjikan, bisa berjalan di akhir Maret ini," lanjutnya.

Kiai Ulin juga mengingatkan, sebentar lagi umat Muslim memasuki bulan Ramadhan. Di bulan ini, aktifitas pesantren mengalami peningkatan. Belum lagi, mereka akan liburan sehingga perlu perlindungan ekstra.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement