Senin 29 Mar 2021 11:59 WIB

Pakar: Bahan Peledak Bom Makassar Bisa Dibeli Secara Daring

Bahan peledak yang digunakan diduga TATP jika mengamati flare dan kulaitas asapnya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang petugas polisi berjaga di dekat sebuah gereja tempat ledakan meledak di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Minggu, 28 Maret 2021. Polisi di Indonesia mengatakan setidaknya satu pelaku bom bunuh diri telah meledak di luar katedral Katolik Roma yang penuh sesak selama Misa Minggu, melukai beberapa orang
Foto: AP/Daeng Mansur
Seorang petugas polisi berjaga di dekat sebuah gereja tempat ledakan meledak di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Minggu, 28 Maret 2021. Polisi di Indonesia mengatakan setidaknya satu pelaku bom bunuh diri telah meledak di luar katedral Katolik Roma yang penuh sesak selama Misa Minggu, melukai beberapa orang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Terorisme asal Universitas Indonesia Ridwan Habib menduga triaceton triperoxide (TATP) merupakan bahan peledak yang dipakai oleh pelaku dalam aksi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Ia mengungkapkan bahan peledak itu bisa diperoleh secara daring.

Ridwan mendasari dugaannya dengan mengamati flare atau nyalanya api dan kualitas asap dalam video pengeboman yang beredar di dunia maya. "Memang ya kalau saya lihat dari flare-nya, asap yang mengepul di sekitar lokasi dan kepadatan bahannya ini kayaknya jenis TATP. Mengkhawatirkannya, TATP bisa dicari secara online," kata Ridwan pada Republika.co.id, Senin (29/3).

Baca Juga

Ridwan menyebut bahan peledak TATP sebenarnya turut dipakai oleh pelaku bom gereja di Surabaya pada 2018 lalu. Dalam aksi pengeboman itu, pelaku terungkap memperoleh bahan peledaknya secara daring. Ia juga menduga pelaku perakitan bom bukan amatir.

"Saya lihat-lihat dari cara merakitnya orang ini (pembuat bom Katedral Makassar, Red) nampaknya paham cara perakitan bom ya," ujar Ridwan.

Atas dasar ini, Ridwan menyebut ada dua kemungkinan terhadap pelaku. Pertama, pelaku bisa jadi seorang mantan napi terorisme yang punya pengalaman merakit bom. "Atau dia masuk daftar pencarian orang terorisme tapi belum tertangkap," ucap Ridwan.

Polri mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pada Ahad (29/3). Pelaku pengeboman dua orang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Pelaku laki-laki berinisial L, sedangkan pelaku perempuan masih dalam proses identifikasi. 

Baca juga : 7 Film Netflix dengan Rating Tinggi di Rotten Tomatoes

Dalam aksi teror itu, kedua pelaku tewas. Adapun 20 orang terluka akibat peristiwa tersebut. Mereka di antaranya merupakan masyarakat dan petugas keamanan gereja.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement