REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengatakan perlu data ilmiah untuk memastikan keamanan dan efikasi vaksin Sinovac pada anak-anak. Dia mengatakan data ilmiah tentang uji klinis tersebut harus dibuktikan untuk menunjukkan keamanan dan kemampuan vaksin tersebut dalam memicu respon imun.
"Sejauh ini baru ada 'press release' terkait keamanan vaksin dari Sinovac pada anak-anak hingga usia tiga tahun," ujar dia, Senin (29/3).
Wien menuturkan apabila data-data yang ditunjukkan memang memenuhi syarat, maka vaksin tersebut dapat diuji lebih lanjut pada uji klinis tahap 3. Uji coba tahap 3 melibatkan lebih banyak relawan anak-anak untuk memastikan efikasi vaksin pada anak-anak.
Dia menuturkan uji klinis yang telah dilakukan sudah melibatkan beberapa ratus anak, sehingga sudah memenuhi syarat sebagai gabungan uji klinis tahap 1 dan 2. Hingga saat ini, belum ada vaksin COVID-19 yang bisa digunakan untuk anak-anak.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizki Andalusia mengemukakan belum ada informasi terpublikasi mengenai hasil uji klinik vaksin COVID-19 Sinovac untuk kelompok usia 3 hingga 17 tahun. "Saat ini uji klinik fase I/II dengan melibatkan relawan dengan kelompok usia 3 hingga 17 tahun (anak-anak) sedang berlangsung di China, Negara asal produsen Vaksin Sinovac," katanya.
Setelah uji klinik fase 1 dan 2 selesai, maka dilanjutkan ke uji klinik fase 3 untuk memenuhi persyaratan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Lucia, WHO telah memberikan sejumlah persyaratan sebelum produk vaksin memperoleh izin untuk digunakan secara darurat atau EUA.
"WHO ada persyaratannya untuk suatu vaksin baru mendapatkan izin untuk penggunaan darurat atau EUA. Jadi kita masih menunggu hasilnya," katanya.