REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Dua kapal pemerintah China menerobos masuk ke perairan teritorial Jepang di lepas Kepulauan Senkaku di Laut China Timur pada Senin (29/3) pagi. Hal tersebut sudah berulang kali terjadi.
Menurut lembaga penyiaran publik Jepang, NHK, dua kapal milik pemerintah Cina itu masuk ke perairan Jepang di lepas Pulau Minami-Kojima sekitar pukul 04.00. Unit penjaga pantai Jepang segera memperingatkan kedua kapal tersebut untuk pergi.
Menurut salah seorang sumber di otoritas Jepang, sudah ada 11 kali kejadian kapal China memasuki perairan teritorial Jepang di lepas Kepulauan Senkaku sepanjang 2021. Pada awal Februari lalu, Jepang telah mengajukan protes kepada China atas masuknya dua kapal penjaga pantai milik Beijing ke sekitar Senkaku.
"Kami melakukan protes keras melalui jalur diplomatik baik di Tokyo dan Beijing, dengan keras menuntut agar mereka segera menghentikan gerakan mereka untuk mencoba mendekati kapal penangkap ikan Jepang, dan agar mereka segera meninggalkan perairan teritorial," kata juru bicara Pemerintah Jepang Katsunobu Kato pada 8 Februari lalu.
Dia menjelaskan kapal penjaga pantai Jepang berulang kali meminta kapal penjaga pantai China pergi sambil memastikan keamanan kapal penangkap ikan. "Jepang tidak pernah bisa mentoleransi tindakan seperti itu," ujar Kato.
China secara teratur mengirim kapal penjaga pantainya ke Senkaku. Negeri Tirai Bambu telah menyetujui undang-undang (UU) yang mengizinkan kapal penjaga pantainya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap memasuki perairannya secara ilegal. Penerapan UU tersebut telah memanaskan situasi di Senkaku.
Persengketaan di Kepulauan Senkaku memiliki potensi dampak yang signifikan bagi hubungan China dan Jepang. Sejauh ini kedua negara masih sama-sama mempertahankan klaimnya. Kendati Senkaku mungkin tak memiliki banyak nilai, tapi perairan sekitarnya secara strategis signifikan dalam hal kontrol jalur laut, sumber daya ikan, cadangan energi yang belum dimanfaatkan, dan imperatif militer.