Senin 29 Mar 2021 14:57 WIB

Apakah Pintu Taubat Ditutup Setelah Malam Nisfu Syaban?

Allah SWT tidak pernah menutup pintu taubat meski Nisfu Syaban lewat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT tidak pernah menutup pintu taubat meski Nisfu Syaban lewat. Ilustrasi taubat Nisfu Syaban
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Allah SWT tidak pernah menutup pintu taubat meski Nisfu Syaban lewat. Ilustrasi taubat Nisfu Syaban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apakah pintu taubat tetap terbuka setelah melewati malam Nisfu Syaban? Pertanyaan ini pernah muncul ditujukan kepada Lembaga Fatwa Mesir, Dar Al Ifta.

Salah satu anggota Komisi Fatwa Dar Al Ifta, Dr Uwaidhah Utsman, berkesempatan menjawab pertanyaan tersebut.  

Baca Juga

Atas hal itu, Utsman menegaskan bahwa pintu pertaubatan tentu tidak ditutup meski amal sudah diangkat atau dilaporkan kepada Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya, amal-amal seorang hamba akan diangkat secara periodik. Ada yang bersifat harian, pekanan, tahunan, dan saat kematiaannya tiba.  

Dia juga menjelaskan hadits yang diriwayatkan Abu Musa, bahwa Rasulullah SAW berkata:

إن الله عز وجل لا ينام، ولا ينبغي له أن ينام، يخفض القسط ويرفعه، يرفع إليه عمل الليل قبل عمل النهار، وعمل النهار قبل عمل الليل  

"Sesungguhnya Allah SWT tidak pernah tidur, dan tidak pantas Dia tidur. Merendahkan timbangan (keadilan) dan mengangkatnya. Diangkat atau dilaporkan kepada-Nya amalan malam hari sebelum datangnya amalan siang hari, dan amalan siang hari (diangkatkan kepada-Nya) sebelum amalan malam hari. Hijab-Nya adalah Nur. Jika Dia menyingkapnya niscaya cahaya muka-Nya membakar sesuatu yang sampai kepadanya dari pandangan makhluk-Nya.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Utsman  juga menyampaikan, dari hadits itu, setiap Muslim memiliki kesempatan setiap hari untuk mengerjakan amal baik sebagai wujud kepatuhan menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian pada setiap harinya amalan-amalan yang telah dilakukan dilaporkan kepada Allah SWT.

Selain itu, dari hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa amalan itu juga diangkat pada hari Senin dan Kamis. Artinya, amalan selama satu pekan dilaporkan ke Allah SWT pada tengah pekan dan akhir pekan. Dan Allah SWT memberi ampunan kepada hamba-hamba-Nya kecuali seorang pria antara dia dan saudaranya terdapat dendam.

Adapun pintu taubat yang ada setiap tahunnya, ada di malam tanggal 15 Syaban. Dia menekankan, pada pintu taubat tahunan ini, Allah SWT tidak menerima pertaubatan orang-orang yang memiliki dendam, perselisihan, dan mereka yang memutus tali silaturahim. 

Utsman  juga menyampaikan, di akhir hidup seseorang, ketika seseorang meninggal, segala perbuatannya diangkat kepada Allah SWT. Dia menuturkan, pintu taubat terbuka dan tidak ditutup sampai matahari terbit dari barat. 

Rasulullah SAW bersabda, bahwa mengangkat amalan tidak berarti bahwa hamba tidak bisa bertaubat, karena kasih sayang dan kemurahan hati Allah SWT menerima taubat dari hamba-hamba-Nya.

Sumber: masrawy

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement