REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Hasil penelitian bersama antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China menyimpulkan virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 bersumber dari hewan. Dengan demikian, dugaan atau asumsi tentang kebocoran laboratorium sebagai penyebab munculnya virus tersisihkan.
Associated Press (AP) berhasil memperoleh salinan draf tentang hasil studi bersama WHO dan China. Di dalamnya dijelaskan, skenario paling mungkin terkait rantai penyebaran adalah virus dibawa kelelawar, kemudian ditularkan ke manusia lewat hewan lain. Tim mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis kebocoran laboratorium.
Para peneliti membuat daftar empat skenario dalam urutan kemungkinan. Mereka menyimpulkan bahwa penularan melalui hewan kedua sangat mungkin terjadi. Mereka mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia. Penyebaran melalui produk makanan "rantai dingin" mungkin terjadi, tapi cukup mustahil.
Kerabat terdekat dari virus penyebab Covid-19 telah ditemukan pada kelelawar, yang diketahui membawa virus Corona. Namun laporan tersebut mengatakan, jarak evolusioner antara virus kelelawar ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan beberapa dekade. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang hilang.
Disebutkan bahwa virus yang sangat mirip telah ditemukan di trenggiling. Cerpelai dan kucing juga rentan terhadap virus Covid, yang menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi pembawa.
AP menerima salinan draf yang tampaknya mendekati final dari seorang diplomat di Jenewa pada Senin (29/3). Masih belum jelas apakah laporan tersebut masih mungkin diubah sebelum dirilis. Ahli WHO yang memimpin misi ke Wuhan, China, Peter Ben Embarek mengatakan, laporan hasil penelitian telah diselesaikan dan sedang diperiksa kembali fakta-faktanya. "Saya harapkan dalam beberapa hari ke depan seluruh proses itu sudah selesai dan bisa kita rilis ke publik," ujarnya pada Jumat (26/3) lalu.