Senin 29 Mar 2021 16:51 WIB

IHSG Ditutup Melemah di Awal Pekan

Sektor pertambangan, properti, infrastruktur, dan keuangan dominasi pergerakan IHSG.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona negatif pada awal pekan ini, Senin (29/3).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona negatif pada awal pekan ini, Senin (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona negatif pada awal pekan ini, Senin (29/3). Perdagangan sesi kedua ditutup melemah 28 poin atau terkoreksi 0,46 persen menjadi 6.166 meskipun pada sesi pertama sempat menguat 0,30 persen.

Sektor pertambangan, properti, infrastruktur, perkebunan, aneka industri, keuangan, perdagangan mendominasi pergerakan IHSG sehingga menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini. Sedangkan investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 45 miliar. 

Baca Juga

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG berfluktuasi sejalan dengan pergerakan indeks saham Asia sepanjang perdagangan hari ini.  

"Di lain sisi, pelaku pasar mencermati dampak pembentukan dari pabrik baterai listrik oleh BUMN terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata Nico, Senin (29/3). 

PT Indonesia Battery Corporation (IBC) yang didirikan oleh empat perusahaan BUMN, antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), akan mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik.

IBC juga akan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang menguasai teknologi dan pasar global untuk membentuk entitas patungan di sepanjang rantai nilai industri baterai kendaraan listri mulai dari pengolahan nikel, material precursor dan katoda, hingga battery cell, pack, energy storage system, dan recycling. 

Hingga saat ini telah dilakukan penjajakan kepada beberapa perusahaan global yang bergerak di industri baterai kendaraan listrik, seperti dari China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.

Dari sisi global, Nico melihat, pelaku pasar saham juga merespons positif peluang pertumbuhan ekonomi global di kuartal II 2021 yang dinilai lebih cepat. Stimulus fiskal pemerintah Amerika dinilai ikut mendukung pertumbuhan global yang lebih cepat.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penurunan diantaranya ANTM, AKRA, INCO, PWON, dan KLBF. Sedangkan saham-saham yang medominasi penguatan di antaranya CPIN, JPFA, CTRA, ERAA, dan ICBP.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya IKAN, BMSR, MINA, POLY, dan TRUK. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar di antaranya PLAN, ANTM, INPC, BRMS, dan WSKT.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement