REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, mengungkap keterkaitan antara kasus penangkapan dan penembakan terhadap terduga teroris pada Januari silam dengan bom gereja Makassar. Ia menemukan bahwa pengebom gereja berutang budi dengan MR.
MR atau Moh Rizaldi merupakan terduga teroris yang ditembak mati aparat dalam operasi penangkapan pada awal Januari 2021. Densus 88 mengklaim MR mencoba melawan petugas.
"Dialah (MR) yang rekrut pelaku inisial L yaitu Lukman. Jejaknya masih banyak buat konfirmasi jadi polisi tidak susah karena mereka satu grup," kata Harits pada Republika, Senin (29/3).
Harits menduga L merupakan hasil perekrutan baru MR. Pelaku bom gereja Makassar satu lagi merupakan perempuan, sekaligus istri L. Perempuan ini diduga masih ada hubungan keluarga dengan MR. Diduga dendam muncul dari lubuk hati L karena MR tewas di tangan aparat.
"Dia (MR) bantu pernikahan L itu dan istrinya. Ini lebih karena dendam motivasinya karena teman-temannya dihabisi dan ditangkap. Ini sisa pelaku lakukan perbuatan nekat," ujar Harits.
Mengenai alasan pemilihan lokasi pengeboman, Harits mengatakan JAD memang menyasar simbol aparat kepolisian atau tempat ibadah. "Kenapa sasaran gereja? Itu pilihan. Ingin tiru seperti di Filipina," lanjut Harits.
Baca juga : Cerita Tetangga Soal Pelaku Bom Makassar
Harits menjelaskan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar sebagai tempat bernaung L sebenarnya berafiliasi dengan ISIS. Kelompok ini, lanjut Harits berdiri sendiri dan tidak terkoneksi dengan JI, Aman Abdurrahman dan Abu Bakar Ba'asyir.
"Dulu pembinanya Ustaz Basri (Muhammad Basri) yang sudah meninggal di Nusakambangan," ucap Harits.
Polri mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan anggota kelompok JAD pada Ahad (29/3). Pelaku pengeboman dua orang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dari data yang diperoleh, polisi baru saja mengonfirmasi keduanya adalah pasangan suami istri yang baru menikah enam bulan.
Dalam aksi teror itu, kedua pelaku tewas. Adapun 20 orang terluka akibat peristiwa tersebut. Mereka di antaranya merupakan masyarakat dan petugas keamanan gereja.