REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembantaian rezim junta militer Myanmar terhadap masyarakat sipil memulai babak baru, setelah para aktivis secara terbuka meminta kelompok etnis bersenjata turun tangan. Mereka diketahui melakukan pertempuran di Myanmar bagian timur dan barat.
Salah satu kelompok etnis minoritas yang diketahui memiliki milisi bersenjata adalah Karen. Dilansir dari laman resmi Karen National Union, knuhq.org, etnis Karen Berada di Negara Bagian Karen. Mereka memiliki populasi hingga 10 juta jiwa. Karen memiliki bahasa dan budaya yang berbeda dengan bangsa Myanmar. Orang Karen digambarkan sebagai warga yang sederhana, pendiam, dan menjunjung tinggi kualitas moralnya.
Suku Karen diturunkan dari nenek moyang yang sama dengan orang Mongolia. Orang Karen pertama diketahui menetap di Htee-Hset Met Ywa, sebuah tanah yang berbatasan dengan sumber SUngai Yang-Tse-Kiang di Gurun Gobi. Mereka kemudian bermigrasi ke negeri yang dikenal sebagai Burma pada 739 SM. “Kami, menurut sebagian besar sejarawan adalah pemukim pertama di negeri baru ini. Orang Karen menamakan tanah itni Kaw-Lah yang berarti Tanah Hijau,”menurut keterangan tertulis di knuhq.
Pada 1881, Suku Karen membentuk Asosiasi Nasional Karen (KNA) atau ‘Daw K’Lu pimpinan Dr T Thanbyah, lima tahun sebelum Inggris memiliki kendali penuh atas Burma. Tujuan KNA dibentuk untuk mempromosikan dan menyatukan identitas, kepemimpinan, pendidikan dan penulisan Karen.
Di bawah bendera KNA, Karen mulai dipersenjatai Inggris. Pasukan Karen bertempur bersama mereka dalam Perang inggris-Burma terakhir dan kedua Perang Dunia.
Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), Organisasi Pertahanan Nasional Karen (KNDO), juga milisi berada di bawah Departemen Pertahanan.
Pada saat Burma merdeka dari Inggris pada 1948, terjadi ketegangan yang cukup besar antara komunitas Karen dan mayoritas Burma. Departemen Pertahanan Nasional Karen (KNDO) dibentuk oleh KNU pada 1947 untuk membela komunitas dan kepentingan Karen. Sebagian besar tentara KNDO, sebelumnya pernah bertugas di pasukan Inggris Burma. Saat ini, KNDO terdiri atas markas besar dan tujuh batalion.
KNLA memiliki tujuh brigade dan tiga batalion markas. Brigade terdiri atas hingga lima batalion, yang masing-masing memiliki empat kompi, yang masing-masing memiliki tiga peleton. KNLA juga memiliki 3 cabang utama, Kantor Staf Umum, Kantor Ajun Umum, dan Kantor Quartermaster.
Misi KNLA hingga saat ini semata-mata sebagai kekuatan pertahanan diri bagi orang-orang Karen dan organisasi, karena tanpa kekuatan pertahanan seperti itu, kemungkinan besar Karen akan dibasmi. KNLA tidak memiliki aspirasi selain untuk menjaga dan menjamin keselamatan masyarakat Karen.