REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia tidak melakukan impor beras selama tiga tahun terakhir. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, terdapat angka impor beras pada 2019. Pernyataan tersebut lantas dipertanyakan publik.
Direktur Neraca Produksi, Setianto, menjelaskan, pemerintah memang tidak pernah melakukan impor beras untuk konsumsi umum dalam tiga tahun terakhir. Data BPS yang menyebut adanya impor beras pada 2019 merupakan jenis beras khusus yang tidak dikonsumsi secara publik.
"Benar yang dimaksud Pak Jokowi karena tidak ada impor beras untuk kita konsumsi sehari-hari, itu tidak ada," kata Setianto saat dihubungi, Senin (29/3).
Ia mengatakan, impor beras yang dilakukan merupakan beras khusus seperti beras basmati yang digunakan khusus di restoran maupun hotel. Karena itu, segmen konsumen beras khusus tersebut juga terbatas.
"Jadi benar tidak ada impor tahun 2019 dan 2020, tapi kalau beras khusus masih ada," kata dia. Beras khusus yang diimpor tersebut, kata Setianto, tentu selalu masuk dalam pendataan BPS setiap tahunnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dalam kesempatan berbeda mengatakan, Bulog sebagai BUMN yang selalu ditugaskan pemerintah mengimpor beras tidak mendapatkan penugasan itu dalam tiga tahun terakhir.
Ia mengatakan, beras-beras impor yang masuk saat ini diimpor oleh swasta untuk jenis khusus. Selain beras basmati, beras japonica juga menjadi salah satu jenis beras khusus yang diimpor. "Ya memang tiga tahun terakhir Bulog tidak pernah impor beras," ujarnya.