REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Untuk pertama kalinya, Israel sedang mempersiapkan kedatangan turis Muslim. Tindakan ini menyusul penandatanganan Abraham Accords Agustus 2020. Tahun lalu adalah tahun yang dramatis bagi hubungan diplomatik di Timur Tengah.
Perjanjian normalisasi Israel dengan empat negara Muslim dan Arab sudah ditandatangani, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan. Israel berharap ketiga negara tersebut selain UEA, dapat memfasilitasi hubungan Israel-Arab, terutama dalam hal pariwisata.
Sementara itu, orang-orang Israel telah bergegas ke UEA. Mereka mengambil keuntungan yakni melakukan perjalanan ke luar negeri pada Desember 2020. Ada 67 ribu wisatawan Israel mengunjungi Dubai setelah penerbangan langsung pertama kali diperkenalkan pada akhir November.
Gelombang ketiga pandemi membuat Israel menutup pariwisata internasional dan berfokus pada program vaksinasi. Padahal sejumlah besar turis Muslim dan Arab dari kawasan baru diperkirakan akan tiba. Sementara itu, Kementerian Pariwisata Israel sedang bekerja keras untuk menyambut mereka.
Direktur Pengembangan Pasar Baru di Kementerian Pariwisata Israel, Ksenia Kobiakov mengatakan, puluhan ribu wisatawan diperkirakan akan tiba setelah pembukaan kembali Israel. Ini dilihat dari adanya jumlah turis Muslim yang tumbuh selama beberapa tahun.
“Perwujudan ini, bergantung tidak hanya pada wisatawan dari negara-negara Teluk tapi pada perubahan citra Israel sebagai tujuan perjalanan bagi umat Islam,” kata Kobiakov.