Senin 29 Mar 2021 19:38 WIB

Israel Bersiap Sambut Wisatawan Muslim

Israel menormalisasi hubungan dengan empat negara Muslim dan Arab.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Israel Bersiap Sambut Wisatawan Muslim. Bandar Udara Ben Gurion
Foto: [ist]
Israel Bersiap Sambut Wisatawan Muslim. Bandar Udara Ben Gurion

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Untuk pertama kalinya, Israel sedang mempersiapkan kedatangan turis Muslim. Tindakan ini menyusul penandatanganan Abraham Accords Agustus 2020. Tahun lalu adalah tahun yang dramatis bagi hubungan diplomatik di Timur Tengah.

Perjanjian normalisasi Israel dengan empat negara Muslim dan Arab sudah ditandatangani, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan. Israel berharap ketiga negara tersebut selain UEA, dapat memfasilitasi hubungan Israel-Arab, terutama dalam hal pariwisata.

Baca Juga

Sementara itu, orang-orang Israel telah bergegas ke UEA. Mereka mengambil keuntungan yakni melakukan perjalanan ke luar negeri pada Desember 2020. Ada 67 ribu wisatawan Israel mengunjungi Dubai setelah penerbangan langsung pertama kali diperkenalkan pada akhir November.

Gelombang ketiga pandemi membuat Israel menutup pariwisata internasional dan berfokus pada program vaksinasi. Padahal sejumlah besar turis Muslim dan Arab dari kawasan baru diperkirakan akan tiba. Sementara itu, Kementerian Pariwisata Israel sedang bekerja keras untuk menyambut mereka.

Direktur Pengembangan Pasar Baru di Kementerian Pariwisata Israel, Ksenia Kobiakov mengatakan, puluhan ribu wisatawan diperkirakan akan tiba setelah pembukaan kembali Israel. Ini dilihat dari adanya jumlah turis Muslim yang tumbuh selama beberapa tahun.

“Perwujudan ini, bergantung tidak hanya pada wisatawan dari negara-negara Teluk tapi pada perubahan citra Israel sebagai tujuan perjalanan bagi umat Islam,” kata Kobiakov.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement