REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menangkap sebanyak 13 terduga teroris terkait kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulsel pada Ahad (28/3) kemarin. 13 terduga teroris ditangkap di tiga wilayah di Indonesia.
Kapolri mengatakan para terduga teroris bom Makassar itu masing-masing-masing di Makassar sebanyak 4 orang, Jakarta sebanyak 4 orang dan Bima, Nusa Tenggara Barat, sebanyak 5 orang. "Perkembangan dari peristiwa kejadian bom terjadi kemarin, maka sampai dengan hari ini, kita mengamankan 4 orang tersangka yakni AS, SAS, MR, dan AA (Makassar)," ujarnya.
Selanjutnya Densus 88 di Jakarta, kemudian menangkap lagi empat orang yakni ZA, AA, AJ dan DS. Polri kemudian melakukan penggeledahan di Bekasi, Jawa Barat dan Condet, Jakarta Timur.
Dalam penggerebekan yang dilakukan Densus 88, berhasil menyita barang bukti lima bom jenis bom sumbu yang siap digunakan. Kemudian ditemukan sebanyak lima toples besar berisi cairan aseton dan H202 serta termometer.
Kapolri mengatakan, bahan-bahan ini akan diolah menjadi bahan peledak. Adapun beratnya kurang lebih 4 kilogram. "Kemudian ditemukan bahan peledak yang sudah jadi jenis TATP dengan jumlah 1,5 kilogram," ujarnya.
"Saat ini sudah kita amankan, perannya masing-masing seperti ada yang membeli bahan, mengajarkan membuat peledakan, menggunakan," ucapnya menambahkan.
Baca juga : Surat Wasiat L yang Ledakkan Bom Saat Jadi Buruan Aparat
Kemudian pada hari ini pula, terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima, bertambah satu orang menjadi lima. "Dengan demikian, sampai dengan hari ini baik dari Makassar, Jakarta dan Bima, kita terus lakukan pengembangan lebih lanjut," ujarnya.