Senin 29 Mar 2021 21:50 WIB

 Itenas Gelar Vaksinasi Covid-19 Jelang Kuliah Tatap Muka

Itenas siap menyelenggarakan vaksinasi bagi mahasiswa jika pemerintah mengizinkannya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Rektor Itenas Meilinda Nurbanasari.
Foto: Istimewa
Rektor Itenas Meilinda Nurbanasari.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang kuliah tatap muka, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung melakukan berbagai persiapan. Salah satunya, menyelenggarakan kegiatan vaksinasi mandiri bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung Senin (29/3). 

Vaksinasi tersebut, dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSG) Bale Dayang Sumbi Itenas. Seluruh dosen tetap Itenas menjadi hal yang prioritas dalam pemberian vaksin. 

"Yang divaksin hari ini dosen, tenaga pendidikan dan non tenaga pendidikan, totalnya 458 orang. Pembiayaan vaksin free karena ini vaksin gratis dari pemerintah," ujar Rektor Itenas Meilinda Nurbanasari saat ditemui seusai vaksinasi, Senin (29/3) siang. 

 

photo
Ratusan dosen Itenas mengikuti vaksinasi massal Covid19. - (Istimewa)

 

Meilinda mengatakan, Itenas siap menjalankan perkuliahan tatap muka. Namun ia berharap tidak hanya dosen dan tenaga pendidikan saja yang menjalani vaksinasi.

Untuk tatap muka sendiri, Meilinda masih berharap, mahasiswanya divaksin terlebih dulu. "Kalau dosen siap. Tapi kan ini interaksi dosen dengan mahasiswa. Kami berharap pemerintah dapat menyelenggarakan program vaksinasi bagi mahasiswa," katanya.

Menurut Meilinda, pihaknya juga siap menjadi penyelenggara vaksinasi untuk mahasiswa Itenas yang jumlahnya mencapai 7.000 orang lebih. 

"Kalau pemerintah mengizinkan mahasiswa divaksin, kami akan siap menyelenggarakan bagi mahasiswa kami," katanya.

Vaksinasi hari ini, kata dia, dilakukan juga sebagai upaya menciptakan kekebalan atau imunitas untuk melindungi warga Itenas dari ancaman pandemi Covid-19. Hal ini sekaligus mendukung Program Pemerintah guna mendorong terbentuknya kekebalan kelompak (herd immunity) dalam masyarakat.

Menurutnya, dalam pelaksanaanya, baik panitia, tenaga kesehatan, dan seluruh peserta penerima vaksin menerapkan protokol kesehatan 5 M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,  menjauhi kerumunan, dan mngurangi mobilitas.

"Pelaksanaan vaksin dilakukan tidak serentak di waktu yang sama. Peserta penerima vaksin diberikan jadwal pelaksanaan masing-masing. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi kerumunan di tempat pelaksanaan vaksinasi," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement