REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan mulai memberlakukan kembali karantina penuh dan larangan pertemuan di seluruh pelosok negeri, termasuk di ibu kota Islamabad, untuk mengekang penyebaran virus corona. Keputusan tersebut mulai berlaku pada Senin (29/3).
Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Pakistan Asad Umar, keputusan itu diambil pada pertemuan Pusat Komando dan Operasi Nasional, sebuah badan pemerintah yang menangani strategi anti-virus, pada Ahad (28/3) lalu ketika Pakistan kembali menghadapi peningkatan kasus Covid-19.
"Berdasarkan terus meningkatnya penyebaran virus dan penuhnya rumah sakit, terutama diisi oleh pasien Covid-19 yang kritis, kami memutuskan untuk lebih memperketat pembatasan," kata Menteri Perencanaan dan Pembangunan Asad Umar di Twitter, dilansir dari Anadolu Agency, Senin (29/3).
Menurut Umar, pemerintah melarang semua acara sosial, budaya, politik, olahraga, dan acara lainnya termasuk upacara pernikahan di dalam dan luar ruangan hingga 5 April mendatang. Otoritas kesehatan juga memperingatkan gelombang ketiga virus ini akan lebih berbahaya daripada gelombang sebelumnya. Otoritas kesehatan mendesak masyarakat untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dan patuh memakai masker.
"Gelombang Covid-19 saat ini berpotensi lebih buruk daripada gelombang pertama pada musim panas 2020. Tidak ada waktu untuk berpuas diri atau mengunjungi tempat-tempat keramaian dalam bentuk apa pun. Kenakan masker dan ingatkan orang-orang di sekitar Anda," kata Faisal Sultan, penasihat perdana menteri.
Pada Ahad malam, Perdana Menteri Imran Khan mengatakan, seluruh rumah sakit telah penuh dengan semua orang yang membutuhkan oksigen. "Gelombang ketiga jauh lebih intens daripada dua gelombang pertama. Saya menyarankan Anda semua sangat berhati-hati," kata Khan dalam pernyataan yang disiarkan televisi Pakistan.
Khan sempat tertular virus corona pada minggu lalu dan kondisinya sudah berangsur lebih baik. "Khan dapat melanjutkan pekerjaan dan membangun rutinitas pekerjaannya selama beberapa hari ke depan. Ini sejalan dengan pedoman nasional dan internasional," tweet Sultan.
Pada Ahad, Pakistan melaporkan 4.767 kasus baru, jumlah korban harian tertinggi sejak Juli 2020. Kemudian pada Senin, Pakistan juga mengumumkan 4.525 infeksi dalam 24 jam terakhir.
Kasus-kasus baru meningkatkan beban kasus nasional menjadi 659.116 kasus. Sementara kematian mencapai 14.256 kasus menurut data Kementerian Kesehatan.
Rasio pemulihan juga turun menjadi 90,8 persen dari 95 persen selama bulan Maret. Sejauh ini, 598.197 orang telah pulih dari infeksi tersebut.