REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid bisa dikatakan orang dekat Nabi. Ibu Khalid adalah saudara kandung istri terakhir Nabi.
Maka dalam detik-detik tersentuhnya Khalid dengan Islam dan memeluk agama tersebut, saat bertemu dengan Nabi ia pun minta didoakan. Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, setelah dua bulan menerima surat ajakan masuk Islam, pikiran dan hati Khalid pun menyatu dan mantap memeluk agama tersebut.
Dia pun mengajak Shafwan bin Umayyah dan Ikrimah putra Abu Jahal untuk mengikuti jejaknya, namun keduanya menolak. Ia kemudian mengajak Usman bin Abi Thalhah yang menyambut ajakannya.
Lalu, mereka berdua pun menemui Nabi dan dalam perjalanan itu, mereka berdua bertemu dengan Amr bin Ash. Maka setelah mereka bertiga tiba di Madinah, Nabi pun menyambut ketiganya dengan hangat: “Ta’al, alhamdulillahilladzi hadaaka. Kuntu araa laka aqlan rajautu an laa yusallimuka illa ila khairin,”.
Yang artinya: “Kemarilah. Segala puji bagi Allah yang telah memberimu hidayah. Aku sejak dulu menilaimu memiliki akal yang cemerlang yang kuharapkan tidak mengantarmu kecuali kepada kebaikan,”.
Khalid pun menjawab: “Aku pun telah banyak terlibat dalam sekian tempat menentang kebenaran yang engkau sampaikan, doakanlah semoga Allah mengampuniku,”. Mendengar ini, Nabi pun bersabda: “Al-Islamu yajubbu maa qablahu,”. Yang artinya: “Keislaman menutupi dosa yang dilakukan sebelumnya,”.