Selasa 30 Mar 2021 05:40 WIB

Ketika Khalid bin Walid Minta Didoakan Nabi

Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid bisa dikatakan orang dekat Nabi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid bisa dikatakan orang dekat Nabi.
Foto: MgIt03
Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid bisa dikatakan orang dekat Nabi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum memeluk Islam, Khalid bin Walid bisa dikatakan orang dekat Nabi. Ibu Khalid adalah saudara kandung istri terakhir Nabi.

Maka dalam detik-detik tersentuhnya Khalid dengan Islam dan memeluk agama tersebut, saat bertemu dengan Nabi ia pun minta didoakan. Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, setelah dua bulan menerima surat ajakan masuk Islam, pikiran dan hati Khalid pun menyatu dan mantap memeluk agama tersebut.

Baca Juga

Dia pun mengajak Shafwan bin Umayyah dan Ikrimah putra Abu Jahal untuk mengikuti jejaknya, namun keduanya menolak. Ia kemudian mengajak Usman bin Abi Thalhah yang menyambut ajakannya.

Lalu, mereka berdua pun menemui Nabi dan dalam perjalanan itu, mereka berdua bertemu dengan Amr bin Ash. Maka setelah mereka bertiga tiba di Madinah, Nabi pun menyambut ketiganya dengan hangat: “Ta’al, alhamdulillahilladzi hadaaka. Kuntu araa laka aqlan rajautu an laa yusallimuka illa ila khairin,”.

Yang artinya: “Kemarilah. Segala puji bagi Allah yang telah memberimu hidayah. Aku sejak dulu menilaimu memiliki akal yang cemerlang yang kuharapkan tidak mengantarmu kecuali kepada kebaikan,”.

Khalid pun menjawab: “Aku pun telah banyak terlibat dalam sekian tempat menentang kebenaran yang engkau sampaikan, doakanlah semoga Allah mengampuniku,”. Mendengar ini, Nabi pun bersabda: “Al-Islamu yajubbu maa qablahu,”. Yang artinya: “Keislaman menutupi dosa yang dilakukan sebelumnya,”.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement