Selasa 30 Mar 2021 06:33 WIB

BMKG: Kebakaran di Kilang Balongan tidak Dipengaruhi Petir

Hal itu berdasarkan lightining detector yang berlokasi di BMKG Jakarta dan Bandung.

Api masih menyala dan asap hitam masih membumbung tinggi di lokasi kilang Pertamina Balongan Indramayu, Senin (29/3) pukul 10.50 WIB.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Api masih menyala dan asap hitam masih membumbung tinggi di lokasi kilang Pertamina Balongan Indramayu, Senin (29/3) pukul 10.50 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengemukakan peristiwa kebakaran yang melanda Kilang Minyak Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3) dini hari, tidak dipengaruhi sambaran petir. "Berdasarkan alat monitoring lightining detector yang berlokasi di BMKG Jakarta dan BMKG Bandung dari pukul 00.00 hingga pukul 02.00 WIB, tidak terdeteksi adanya aktivitas sambaran petir di wilayah kilang minyak Balongan, Indramayu. "kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin malam. Ia mengatakan kebakaran di kilang minyak Balongan milik Pertamina di Indramayu sekitar pukul 00.45 WIB, telah ditindaklanjuti BMKG dengan melakukan analisa terhadap kejadian sambaran petir di sekitar lokasi kejadian.

BMKG melaksanakan monitoring aktivitas sambaran petir di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan alat pendeteksi petir di 56 lokasi. "Monitoring dilakukan menggunakan alat lightning detector dengan resolusi alat monitoring BMKG efektif pada radius 300 kilometer," katanya.

Baca Juga

Alat monitoring ini terpasang di 11 stasiun BMKG dan di Pulau Jawa untuk memantau aktivitas petir dari Banten hingga Jawa Timur. Berdasarkan hasil monitoring alat kelistrikan udara, kata Rahmat, bahwa pada saat kejadian kebakaran sekitar pukul 00.00 hinga 02.00 WIB, menunjukkan kerapatan petir berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan sejauh kurang lebih 77 kilometer. Yaitu di sekitar Subang dengan klasifikasi tingkat kerapatan petir sedang hingga tinggi.

Petir adalah kilatan listrik di udara yang disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik positif dan negatif. "Petir mempunyai tiga tipe, yaitu dari awan ke awan, di dalam awan dan dari awan ke bumi. Petir yang paling berbahaya bagi kehidupan di bumi adalah dari awan ke bumi," demikian Rahmat Triyono.

Baca juga : Densus Amankan Pria di Tinumbu Terkait Bom Gereja Makassar

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement