Selasa 30 Mar 2021 13:31 WIB

Kuwait Siapkan Rp 28,7 Triliun untuk Bonus Tenaga Kesehatan

Kuwait telah mencatatkan lebih dari 228 ribu kasus Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pekerja di Kuwait mengantre tes Covid-19 di depan Kementerian Kesehatan Kuwait. Pasukan keamanan Kuwait membubarkan kerusuhan yang dilakukan pekerja Mesir yang minta dipulangkan. Ilustrasi.
Foto: EPA
Pekerja di Kuwait mengantre tes Covid-19 di depan Kementerian Kesehatan Kuwait. Pasukan keamanan Kuwait membubarkan kerusuhan yang dilakukan pekerja Mesir yang minta dipulangkan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Kabinet Kuwait menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk memperpanjang kredit tambahan senilai 600 juta dinar atau setara Rp 28,7 triliun (dengan kurs Rp47,931 per dinar Kuwait). Dana tersebut bakal dialokasikan untuk bonus bagi pekerja garis depan penanganan pandemi Covid-19, termasuk tenaga kesehatan.

"RUU dengan kredit tambahan dalam anggaran kementerian dan departemen pemerintah untuk tahun fiskal 2020/2021 telah diserahkan ke Emir Kuwait dan juga akan dirujuk ke parlemen," kata Kabinet Kuwait lewat akun Twitter resminya pada Senin (29/3), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Pada Februari lalu, Kabinet Kuwait telah menyerahkan RUU ke parlemen. RUU tersebut akan memungkinkan pemerintah untuk menarik hingga 5 miliar dinar dari dana kekayaan negara setiap tahun.

Kuwait juga telah memperkenalkan langkah-langkah lain untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 pada sektor ekonomi dan bisnis. Dana Nasional untuk Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah menyiapkan mekanisme untuk memberikan dukungan kepada bisnis yang memenuhi syarat dan terdampak pandemi.

Pihak berwenang juga diinstruksikan untuk menunda pembayaran semua biaya layanan yang diberikan oleh negara kepada pemilik kegiatan bisnis terkait. Sejauh ini Kuwait telah mencatatkan lebih dari 228 ribu kasus Covid-19 dengan 1.286 kematian. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement