Selasa 30 Mar 2021 13:44 WIB

Kanada Setop Vaksin AstraZeneca untuk Usia di Bawah 55 Tahun

Hingga saat ini belum ada laporan tentang pembekuan darah di Kanada.

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nur Aini
Alat suntik vaksin AstraZeneca Covid-19 (ilustrasi).
Foto: AP/Alberto Pezzali
Alat suntik vaksin AstraZeneca Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk orang di bawah usia 55 tahun. Keputusan itu diambil karena "ketidakpastian substansial" seputar potensi risiko terjadinya pembekuan darah, yang muncul setelah menerima suntikan AstraZeneca di beberapa negara Eropa.

"Kami bertindak tegas untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca di Kanada pada mereka yang berusia di bawah 55 tahun saat ini," kata Wakil Kepala Kesehatan Masyarakat Kanada, Howard Njoo, dilansir Aljazirah, Selasa (30/3).

Baca Juga

"Kami mengambil tindakan pencegahan ini sementara Health Canada, sebagai regulator, menyelesaikan analisis manfaat-risiko yang diperbarui berdasarkan data yang muncul," ujar Njoo menambahkan. 

Kanada adalah negara terbaru yang menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca, setelah ada laporan kasus pembekuan darah. Beberapa negara Eropa, menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca meskipun ada jaminan dari perusahaan, European Medicines Agency (EMA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa vaksin tersebut aman.

Pekan lalu, Health Canada mencoba meyakinkan warga Kanada, dengan mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca “aman dan efektif”. Otoritas tersebut mendorong orang untuk diinokulasi dengan vaksin apa pun yang diizinkan di Kanada.

Baca juga : Diplomat China Ejek Trudeau 'Anjing Pengikut' Setia AS

Njoo mengatakan hingga saat ini belum ada laporan tentang pembekuan darah di Kanada. Njoo menambahkan, Kanada memiliki pilihan vaksin lain untuk menyuntik populasinya saat peninjauan terhadap vaksin AstraZeneca sedang berlangsung.

"Orang dewasa berusia 55 tahun ke atas masih dapat ditawari vaksin AstraZeneca mengingat peningkatan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 pada populasi ini, dan karena laporan VIPIT bahkan lebih jarang pada kelompok usia tersebut,” kata Njoo.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement