Selasa 30 Mar 2021 13:49 WIB

Diplomat China Ejek Trudeau 'Anjing Pengikut' Setia AS

Trudeau dianggap sosok yang bersalah atas rusaknya hubungan diplomatik China-Kanada.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Foto: Justin Tang / The Canadian Press via AP
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang diplomat China menganggap Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau sebagai "bocah" dalam serangan media sosial. Hal ini menandai titik terendah baru dalam hubungan yang retak antara kedua negara.

Trudeau menjadi sasaran serangan dari Konsul Jenderal China untuk Rio de Janeiro, Li Yang yang menyalahkannya atas krisis diplomatik. China dan Kanada telah bentrok berulang kali dalam beberapa bulan terakhir ini.

Baca Juga

"'Boy', pencapaian terbesar Anda adalah telah merusak hubungan persahabatan antara China dan Kanada, dan telah mengubah Kanada menjadi 'anjing pengikut' AS," ujar Li Yang melalui akun Twitter pribadinya dikutip laman the Guardian, Selasa (30/3).

Istilah merendahkan 'anjing pengikut', peninggalan Maois Cina, sering digunakan untuk menggambarkan negara-negara yang tunduk pada negara-negara seperti Amerika Serikat (AS). Cicitan di Twitter Li memang kerap bersifat agresif, dengan sasaran kekerasan senjata, warisan perbudakan di AS, dan perlakuan terhadap pencari suaka. Namun Trudeau adalah satu-satunya pemimpin yang dipilihnya untuk diejek.

Baca Juga: Terima Kasih Palestina Atas Vaksin dari China

Mantan duta besar Kanada untuk China David Mulroney menilai komentar Li menandai jeda yang langka dan mengganggu dari pernyataan publik oleh pejabat pemerintah, "(Tweet Li) adalah kegagalan luar biasa dalam diplomasi digital Cina dan kekuatan lunak," ujarnya.

"Seolah-olah seseorang telah memutuskan bahwa tidak apa-apa untuk mengumpat seseorang atau mereka tidak dapat menahannya. Masalah pertama, yang kedua mengkhawatirkan," ujarnya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement