REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura meminta maaf pada Selasa (30/3), setelah media melaporkan karyawan Kementerian Kesehatan berkumpul-kumpul di sebuah restoran pada larut malam di Tokyo. Mereka telah melanggar protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19, yang diterapkan oleh pemerintah.
Tamura membenarkan bahwa, 23 pegawai Kementerian Kesehatan melakukan makan malam bersama pada 24 Maret. Kyodo melaporkan, Tamura akan menyelidiki masalah itu dengan cepat.
Menurut laporan terpisah di Koran Yomiuri, staf Kementerian Kesehatan berkumpul untuk pesta perpisahan di sebuah pub di distrik Ginza di Tokyo. Setelah pesta selesai, beberapa staf tetap berada di pub sampai tengah malam.
Status keadaan darurat di Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya telah dicabut pada 21 Maret. Tetapi pemerintah tetap meminta restoran untuk tutup lebih awal pada jam 9 malam, dan membatasi pertemuan umum.
Jepang memulai kampanye vaksinasi pada Februari. Negara tersebut memang terbilang lebih lambat dari kebanyakan negara ekonomi besar dan bergantung pada dosis impor vaksin Pfizer Inc.
Vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca PLC dan Moderna Inc kini masih menunggu persetujuan peraturan di Jepang. Hingga Jumat, lebih dari 780 ribu orang di Jepang telah menerima sekurangnya satu dosis vaksin.
Sebagian besar yang telah menerima vaksinasi adalah para petugas kesehatan. Inokulasi untuk orang tua akan dimulai pada 12 April menggunakan suntikan Pfizer Inc.