Selasa 30 Mar 2021 14:34 WIB

Ketua KPK Sebut Film Turut Sosialisasikan Pencegahan Korupsi

Firli sebut film jadi media yang digunakan untuk sosialisasikan pencegahan korupsi

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menilai kini film bukan lagi sekadar tontonan untuk hiburan saja. Menurutnya, film juga bisa sebagai sarana edukasi dan mensosialisasikan program-program, termasuk terkait pencegahan tindak pidana korupsi.

"Di era digital dan pesatnya kemajuan teknologi saat ini, kami memandang film bukan lagi sekadar tontonan yang sarat hiburan semata, melainkan juga sebagai sarana edukasi sekaligus 'media campaign' program-program strategis KPK seperti pencegahan tindak pidana korupsi," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/3).

Baca Juga

Hal tersebut dikatakannya dalam rangka memperingati Hari Film Nasional setiap 30 Maret. Pandangan itu, lanjut dia, sejalan dengan visi sineas-sineas Tanah Air yang memiliki kekhawatiran yang sama melihat betapa agresif dan destruktif-nya virus korupsi sebagai ancaman terbesar bagi keutuhan, kemajuan serta masa depan bangsa dan negeri ini.

"Sudah tidak terhitung lagi film-film indie bertemakan antikorupsi yang mereka produksi dengan biaya sendiri, telah beredar luas, dan gratis ditonton melalui jejaring media sosial," ujar Firli.

Melihat besarnya antusiasme, kontribusi, dan semangat sineas-sineas pejuang antikorupsi, KPK mengadakan Anti Corruption Film Festival (ACFFest). ACFFest adalah festival film yang diselenggarakan untuk bersama memproduksi film pendek fiksi yang mengangkat tema antikorupsi yang sarat dengan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, kemandirian, keberanian dan keadilan.

"Hasil film pendek ini akan KPK gunakan sepenuhnya untuk keperluan pendidikan, sosialisasi, dan kampanye antikorupsi di berbagai media dan fasilitas publik tanpa batas waktu sebagai salah satu upaya pencegahan korupsi agar tak lagi berurat akar di republik ini," ujar Firli.

Menurutnya apa yang dilakukan oleh sineas-sineas pejuang antikorupsi, mengingatkan kembali betapa pentingnya untuk senantiasa saling mengingatkan tentang nilai-nilai kebaikan, kejujuran dan kesederhanaan tersebut. Selain itu, juga untuk membangun integritas dan karakter antikorupsi yang kuat dalam diri segenap anak bangsa di negeri ini.

"Selamat memperingati Hari Film Nasional, mari kita semai benih-benih antikorupsi melalui film-film bertemakan antikorupsi agar semangat antikorupsi tumbuh berkembang serta mengisi relung hati, jiwa, dan pikiran setiap eksponen bangsa di negeri ini untuk menggapai sekaligus mewujudkan cita-cita NKRI bebas korupsi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement