BMKG: Curah Hujan di Wilayah Jateng Selatan Masih Tinggi
Red: Muhammad Fakhruddin
BMKG: Curah Hujan di Wilayah Jateng Selatan Masih Tinggi (ilustrasi). | Foto: Flickr
REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Curah hujan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya masih tinggi, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Dari pengamatan kami, hujan yang mengguyur wilayah Cilacap dan sekitarnya pada Senin (29/3) malam hingga Selasa (30/3) pagi masuk kategori lebat hingga sangat lebat," katanya di Cilacap, Selasa (30/3).
Ia mengatakan itu diketahui berdasarkan curah hujan pada Senin (29/3) malam hingga Selasa (30/3). Di Kota Cilacap tercatat 55 milimeter atau lebat dan di Nusawungu tercatat 135 milimeter atau sangat lebat.
Menurut dia, masih tingginya curah hujan di wilayah Jateng selatan itu disebabkan masih adanya pengaruh fenomena La Nina lemah. "Bahkan, fenomena La Nina ini diprediksi masih aktif hingga Mei 2021," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, curah hujan pada bulan April di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng diprediksi di atas normal. Selain karena faktor La Nina moderat, lanjut dia, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh suhu muka laut perairan Pulau Jawa yang diprediksi masih hangat pada bulan April, yakni 29-30 derajat celcius.
Disinggung mengenai prakiraan curah hujan bulan April untuk wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng, Teguh mengatakan berdasarkan data yang dirilis BMKG Semarang, curah hujan untuk wilayah Cilacap dan Banyumas diprakirakan berkisar 200-400 milimeter per bulan.
"Sementara di beberapa wilayah pegunungan tengah Jateng diprakirakan masih tinggi, seperti di Wonosobo, Banjarnegara, dan Purbalingga masih sekitar 300-500 milimeter per bulan. Bahkan, di sebagian Purbalingga, ada yang lebih dari 500 milimeter per bulan," katanya.
Terkait prakiraan curah hujan tersebut, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor untuk tetap siaga serta waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, terutama saat terjadi hujan lebat hingga sangat lebat.