Selasa 30 Mar 2021 16:18 WIB

RSHS Tangani Pemisahan Dua Bayi Kembar Siam

Bayi kembar siam dari pasangan Siddiqah mengalami perburukan dan meninggal. 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
 Bayi kembar siam berbaring di dalam inkubator. (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Bayi kembar siam berbaring di dalam inkubator. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Provinsi Jawa Barat sedang menangani operasi pemisahan dua bayi kembar siam yang berasal dari wilayah Cirebon dan Kabupaten Bandung. Satu bayi kembar siam bernama Hasna dan Husna sedangkan satu bayi kembar siam lainnya yaitu Siddiqah.

Direktur RSHS Bandung dr Nina Susana Dewi mengatakan, bayi kembar siam asal Cirebon bernama Siddiqah telah berhasil dipisahkan dimana satu yang lainnya telah meninggal dunia. Bayi tersebut saat ini telah diserahkan kepada pihak pemerintah Cirebon untuk dirawat di rumah sakit di daerah.

"Saat ini, 30 April 2021, kami berada di ruang loby ruang rawat parahyangan acara serah terima bayi kembar siam yang dirawat di RSHS. Saya sampaikan hadir di sini ibu bupati Cirebon dan Kadinkes Cirebon," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima, Selasa (30/3).

Dia menuturkan, bayi kembar siap tersebut lahir pada 7 Februari dan dirujuk ke RSHS pada 8 Februari. Pada pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter diketahui jika bayi mengalami dempet dada bagian bawah hingga ke atas.

"Dalam tiga hari perawatan terjadi perburukan sehingga kami harus melakukan operasi pemisahan untuk menyelamatkan satu bayi karena satu bayi sudah meninggal," katanya.

Dia mengatakan, kondisi kesehatan bayi yang selamat terus mengalami perbaikan dari mulai tanda-tanda vital, luka jahitan yang sudah tertutup dan tidak rembes. Pihaknya akan mengecek kondisi bayi tersebut pada satu tahun ke depan.

Ketua tim penanganan bayi kembar siam RSHS, dr Dikki Drajat Kusmayadi mengatakan, pihaknya melakukan operasi pemisahan sebab salah seorang bayi mengalami perburukan. Pihaknya melakukan operasi pemisahan kurang lebih menghabiskan waktu 5 jam.

"Selama 50 harian, bayi dianggap stabil dan dianggap memungkinkan dirawat di fasilitas rumah sakit (daerah)," katanya.

Dikki menambahkan, pihaknya juga akan melakukan operasi pemisahan pada 7 April mendatang kepada bayi kembar siam bernama Hasna-Husna yang berusia 8 bulan dengan berat 10 kilogram. Ia mengatakan, bayi tersebut mengalami dempet di bagian perut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement